Setelah 15 Tahun berlalu, Warga Amerika Tak Pernah Merasa Aman Sejak Serangan 9/11

By , Rabu, 14 September 2016 | 10:00 WIB

Tanggal 11 September lalu, tepat 15 tahun lalu terjadi serangan 9/11 dan sebanyak 3.000 nyawa di New York, Washington D.C. dan Pennysylvania melayang karena aksi terorisme tersebut.

Dalam peringatan tersebut, dilakukan perhitungan suara untuk melihat bagaimana reaksi warga Amerika ketika mengingat tragedi tersebut. Perhitungan itu menunjukkan adanya peningkatan perhatian warga Amerika akan adanya kemungkinan serangan teroris di Amerika kembali.

Berdasarkan perhitungan suara yang dilakukan CNN/ORC yang dirilis pada Jumat, setengah dari warga Amerikan menyatakan bahwa aksi terorisme selama hari-hari sekitar 11 September tahun ini sangat mungkin terjadi.

Dalam lima tahun terakhir, serangan teroris berskala besar menyerang Amerika dan dunia internasional. Semua aksi terkait dengan isu kebangkitan ISIS. Sejumlah aksi terorisme yang diterima Amerika adalah aksi pengeboman Boston Marathon tahun 2013, penembakan San Benardino di akhir tahun, dan pembunuhan massal di klub malam Pulse.

Di Eropa sendiri, selama setahun terakhir telah terjadi aksi penyerangan oleh teroris di Paris, pengeboman di Bandar Udara Brussels, dan serangan truk saat perayaan Bastille Day di Nice, Prancis.

Serangan terbaru ini rupanya cukup berkontribusi dalam meningkatkan rasa ketakutan dan amarah warga Amerika ketika mengingat kembali peristiwa 9/11. Sebanyak 40 persen warga Amerika merasakan ketakutan, dan tiga perempatnya merasakan amarah ketika melihat kembali ke peristiwa 9/11.

Pew Research Center poll pun merilis perhitungan serupa terkait peristiwa tersebut pada hari Rabu sebelumnya. Sebanyak 40 persen warga Amerika mengatakan bahwa kemampuan teroris untuk kembali menyerang Amerika akan lebih hebat dari serangan 11 September 2001.