Apakah Otak Pria dan Wanita Berbeda?

By , Selasa, 1 Desember 2015 | 16:00 WIB

Apakah otak pria dan wanita benar-benar berbeda?

Sebuah penelitian baru menyatakan jawabannya adalah “tidak”,  jika kita melihat struktur otak secara keseluruhan.

Memang ada bagian-bagian tertentu yang menunjukkan perbedaan jenis kelamin, tapi otak individu jarang memiliki semua sifat "laki-laki" atau semua sifat "perempuan”.

Otak lebih mirip seperti tas: beberapa benda ada yang lebih umum ada dalam tas perempuan, beberapa benda lainnya lebih umum ada pada tas laki-laki, dan tentu saja, ada beberapa benda yang umum di tas keduanya.

Daphna Joel dari Tel-Aviv University dan beberapa rekannyalah yang menentang gagasan bahwa otak dapat rapi dibagi menjadi dua kategori berdasarkan jenis kelamin. Hasil penelitian mereka dipublikasikan dalam jurnal Prosiding National Academy of Sciences.

Mereka menggunakan pemindaian MRI pada lebih dari 1.400 otak, dengan berfokus pada anatominya, bukan bagaimana otak bekerja. Mereka mencatat sifat variabel seperti ketebalan jaringan atau volume di bagian yang berbeda dari otak. Mereka juga berfokus pada ciri-ciri yang menunjukkan perbedaan terbesar berdasar kelamin, mencatat zona yang didominasi laki-laki, zona didominasi perempuan, dan zona yang sama-sama didominasi keduanya.

Pertanyaan kunci: Seberapa sering otak berakhir hanya pada salah satu   dari tiga zona tersebut? Keadaan itu umumnya ditemukan pada 6 persen atau kurang dari otak yang di analisis. Jauh lebih umum bagi otak seorang individu untuk mengolaborasikan zona laki-laki dan perempuan daripada  hanya satu jenis kelamin saja.

Para peneliti juga menggunakan pendekatan yang sama untuk menganalisis skor psikologis dan perilaku dari dua studi sebelumnya yang mencakup lebih dari 5.000 peserta, dan kembali mendapat hasil yang sama.

Secara keseluruhan, para peneliti menyimpulkan hasil penelitian menunjukkan otak manusia tidak terbagi menjadi dua kategori, pria dan wanita.

Larry Cahill, seorang ilmuwan syaraf di University of California, Irvine, yang tidak berpartisipasi dalam studi tersebut, mengatakan ia setuju bahwa otak mengandung berbagai campuran ciri anatomi pria dan wanita. Tapi itu tidak mengesampingkan perbedaan dalam cara kerja otak berdasarkan jenis kelamin.

Ada "bukti-bukti yang menunjukkan pengaruh kelamin di semua tingkat fungsi otak mamalia," katanya.

“Bukti-bukti tersebut menunjukkan seberapa besar kelamin mempengaruhi kerja otak, bahkan ketika kita tidak mengetahui persis bagaimana proses sebenarnya," kata Cahill dalam sebuah email.