Berkat Fosil, Spesies Baru Kura-kura Jehol Terungkap

By , Rabu, 9 Desember 2015 | 09:00 WIB

Selama dua dekade terakhir, sejumlah besar fosil penyu ditemukan dari Biota Jehol, tetapi sangat sedikit dari mereka yang dideskripsikan.

Biota Jehol adalah ekosistem Cretaceous yang kaya dan diawetkan dalam formasi batuan berlapis-lapis di Provinsi Liaoning, Hebei dan Mongolia di Cina. Sekitar 125 juta tahun lalu, berbagai macam organisme kuno menjadi fosil di daerah ini.

Berkat fosil dari Formasi Yixian, bagian dari terkenal 'Jehol Biota', akhirnya identitas satu spesies baru penyu yang telah punah berhasil terungkap.

Dr Chang-Fu Zhou dari Shenyang Normal University dan Dr Márton Rabi dari University of Tübingen dan Hungaria Academy of Sciences telah  berhasil mengidentifikasi spesies baru kura-kura Jehol dan menamakannya Xiaochelys ningchengensis.

Menurut laporan yang baru dipublikasikan dalam jurnal Scientific Reports, spesies baru ini begitu unik, ia juga mewakili genus baru. Dr Rabi dan Dr Zhou juga meneliti kemungkinan hubungan dengan penyu yang ada saat ini.

Mereka ingin menguji hipotesis bahwa kura-kura Jehol milik garis keturunan yang akhirnya memunculkan penyu hari ini.!break!

"Menurut temuan kami, kura-kura Jehol malah ditemukan di garis keturunan yang mengarah ke kura-kura cryptodira," kata Dr Zhou.

 "Cryptodira–juga termasuk kelompok kura-kura laut—mampu menarik kepala dan leher mereka secara vertikal ke dalam cangkangnya menggunakan gerak berpola ‘S’," tambahnya.

"Namun, penempatan kura-kura Jehol yang berdekatan dengan kura-kura laut di pohon keluarga hanya memiliki sedikit dukungan statistik.  Sebab, penyu awal yang diketahui cenderung tampak seperti spesies yang ditemukan di Jehol Biota, "tambah Dr Rabi.

"Fosil-fosil yang terpelihara dengan baik memberi kita gambaran tentang asal-usul cryptodira. Sekitar tiga perempat dari kura-kura saat ini termasuk dalam kelompok itu, "kata Dr Zhou.

Belum jelas bagaimana adaptasi utama kura-kura untuk hidup di habitat laut. Perubahan evolusioner ini termasuk pengurangan kerangka dan pengembangan dayung besar nan kaku yang memungkinkan hewan tersebut untuk berenang dengan gaya yang digambarkan sebagai penerbangan bawah air.

"Asal-usul penyu merupakan transisi morfologi utama dalam evolusi vertebrata,  tapi kami masih belum benar-benar mengerti bagaimana hal itu terjadi," tambah Dr Rabi.

"Itu adalah adaptasi yang sangat sukses dan benar-benar menyedihkan ketika dihempaskan oleh kenyataan saat ini bahwa reptil laut terakhir yang masih hidup terancam punah setelah lebih dari 130 juta tahun," pungkasnya.