Lembata Underwater: Panduan Wisata Menuju Surga di NTT

By , Sabtu, 5 Desember 2015 | 13:00 WIB

Takdir membuat Lembata, sebuah kabupaten yang terletak di timur Flores menjadi lintasan migrasi dari berbagai biota, di antaranya hornshark dan wobbegong. Padang lamun yang menyelimuti dasar lautnya menjadi habitat bagi para dugong. Begitu juga dengan ragam jenis nudibranch yang telah menginspirasi karakter Pokemon, serial animasi asal Jepang.

Untuk menyempurnakan imaji Anda tentang koleksi bawah laut tersebut, Lembata Underwater merupakan buku yang tepat. Lembata Underwater, sebuah buku yang merangkum destinasi wisata yang ada di Lembata. Menyajikan sekilas informasi transportasi, sembilan dive spot unggulan, serta rangkaian wisata budaya dan religi khas Lembata.

Salah satu aktivitas menyelam yang diabadikan oleh Pinneng, profesional underwater fotografer sekaligus editor dalam buku Lembata Underwater. Buku yang merangkum kemolekan bawah laut Lembata ini diluncurkan pada Kamis (3/12) lalu. (Muljadi Pinneng Sulungbudi)
Mata piawai ke-12 fotografer berhasil mengabadikan foto-foto yang memanjakan mata. Melalui 107 halaman, Muljadi Pinneng Sulungbudi bersama 11 anggotanya mencoba mengajak pembaca untuk menyelami surga bawah laut. Pinneng, sapaan akrab untuk editor buku ini menuturkan bahwa Lembata akan menjadi surga bagi para diver.

“Saya hanya punya waktu enam hari untuk mengabadikan semua foto, memang sangat singkat tapi potensi yang dimiliki oleh Lembata membuat semuanya menjadi mungkin. Banyak biota yang unik, salah satunya yang menjadi cover buku ini,” jelas Pinneng sembari menunjuk Skeleton Shrimp yang berhasil diabadikan oleh Dewi Wilaisono.

Gemala Hanafiah, travel bloger yang juga terlibat dalam penyusunan buku ini membagikan destinasi favoritnya. “Batu Tara masih yang paling menakjubkan. Setiap 20 menit lava akan menyembur dan asyiknya kita bisa menyelam di sekitarnya. Ini pengalaman yang sangat beda,” jelasnya ketika dijumpai dalam peluncuran Lembata Underwater (3/12).

Pengalaman Gemala dan kawan-kawan cukup membuktikan bahwa Lembata tak hanya menjadi surga bagi para diver yang memiliki minat khusus bawah laut. Nadine Chandrawinata menambahkan, akses perjalanan tak lagi menjadi penghalang untuk menghampiri Lembata. “Jauh memang. Perjalanan panjang, iya. Tapi kita nggak akan pernah menyesal pernah sampai ke sana,” jelasnya.

Buku ini merupakan lanjutan dari Alor Underwater yang diluncurkan pada Desember 2014. Melihat potensi wisata yang dimiliki oleh Nusa Tenggara Timur, Pemerintah setempat kembali mengayunkan langkah promosi.

Setelah sukses melaksanakan festival Nuhanera, Lembata mampu menarik 4.000 pengunjung selama 2015 ini. “Tak hanya Komodo ataupun Alor, kini saatnya membuka satu lagi pintu wisata di NTT,” ujar Benny Alexander Finland, Wakil Gubernur NTT.