Cuaca Buruk Tunda Pengiriman Orbital ke Stasiun Luar Angkasa

By , Jumat, 11 Desember 2015 | 21:00 WIB

Hujan dan langit yang mendung menunda keberangkatan Orbital ATK yang direncanakan pada Kamis (3/12) kargo berjalan untuk Stasiun Luar Angkasa Internasional, setahun setelah ledakan peluncuran roket Antares.

Sebuah pesawat ruang angkasa Orbital Cygnus, bertengger di atas sebuah roket Atlas 5 dari United Launch Alliance (ULA) -joint venture antara Lockheed Martin Corp dan Boeing Co- telah dijadwalkan untuk lepas landas di 05:55 EST (22:55 GMT).

ULA terpaksa menunda peluncuran, karena cuaca pantai tempat peluncuran di Florida buruk. Kesempatan berikutnya adalah pada 05:33 (2233 GMT) pada hari Jumat (4/12).

Cygnus, sebuah kapal kargo upgrade, membawa lebih dari 7.700 pon (3.500 kilogram) yang terdiri dari makanan, pakaian, perlengkapan dan percobaan sains ke stasiun ruang angkasa, termasuk prototipe astronot satelit yang akan disatukan seperti kit Lego.

Pada kapal itu pula akan ada dua headset Microsoft HoloLens, yang akan memberikan kru stasiun dan penonton di pusat-pusat kontrol daratan dengan gambar digital yang dapat dinikmati astronot.

Dulles, Orbital yang berbasis di Virginia telah menyelesaikan uji terbang, dari  dua  ujian yang awalnya direncanakan. Sembilan stasiun kargo berjalan di bawah kontrak NASA sebesar US $ 1,9 miliar, memberikan sekitar £8.400 (3.800 kg) dari pasokan yang dijanjikan sebannyak 22 ton, ketika Antares goyah Oktober 28, 2014.

Penyidik menyalahkan turbopump yang cacat pada salah satu dari dua mesin utama Antares, sebagai penyebab peluncuran roket yang gagal. Apa persisnya yang salah tetap menjadi bahan perdebatan, tetapi Aerojet dibayar Orbital sebesar $ 50 juta untuk menyelesaikan sengketa, dan berakhir dengan kolaborasi kedua perusahaan.

Orbital mempercepat rencana tampilan Antares dengan mesin baru dengan membeli dua Atlas roket, wahana terbang kapsul Cygnus ke stasiun. Orbital berharap untuk dapat memulai menggunakan roket Antares lagi pada Mei 2016.

Orbital bersaing melawan milik perusahaan privat Space Exploration Technologies, atau SpaceX, dan Sierra Nevada Corp untuk mendapat kontrak stasiun pengiriman kargo, yang akan diberikan pada bulan Januari.

Memasok kembali stasiun telah menjadi tantangan bagi NASA. Tidak hanya kecelakaan pada Orbital tetapi juga hilangnya kapal Russian Progress pada bulan April dan kapsul SpaceX Dragon pada bulan Juni.