Dapatkah Kita Membuat Tornado untuk Menghasilkan Energi?

By , Kamis, 10 Desember 2015 | 18:00 WIB

Membuat sebuah tornado terdengar mudah, ketika mendengar Louis Michaud mengatakannya. “Yang harus anda lakukan,” katanya, “adalah menghasilkan air hangat, memberinya putaran dan membuatnya terangkat.”

Ia telah membangun mesin yang dapat melakukan hal itu—tentu saja, itu tidak mudah. Dengan prototipe setelah prototipenya Atmospheric Vortex Engine, insinyur yang berbasis di Ontario, Kanada ini membuktikan bahwa manusia dapat membuat tornado sendiri. Ia telah melakukannya dalam skala kecil, membuat pusaran kecil nan sempit yang dapat dengan mudah disebarkan oleh angin kuat.

Untuk memenuhi kebutuhan daya seluruh masyarakat, diperlukan pusaran yang lebih besar dan lebih kuat, dengan lebar 30 meter dan tinggi 14 kilometer.

Michaud mengatakan, “Penambahan kekuatan itu tidak akan membahayakan, karena tornado tersebut diam dan dikendalikan. Ia membayangkan, dengan menyalurkan limbah panas—dari pembangkit listrik, misalnya—ke dalam sistemnya, pusaran udara akan memberikan daya turbin seiring naiknya pusaran ke atmosfer.

Michaud meyakini  tornado dapat menjadi salah satu opsi untuk memberikan energi bersih dengan bahan bakar yang murah dan tersedia bebas di alam, sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat namun tetap mencegah pemanasan global.

Asal-usul proyek Michaud yang bermula sebagai hobi di tahun 1969, tidak bertujuan menghasilkan energi sama sekali. Ia bertujuan untuk air. “Jika kita dapat memanaskan air dan menangkap kondensasinya setelah mendingin,”pikirnya, “mungkin itu bisa menawarkan cara alternatif untuk distilasi konvensional.”

Sayangnya itu tidak berjalan. Tapi ketika Michaud membaca tentang bagaimana atmosfer dihangatkan dari bawah dan didinginkan dari atas, ia berpikir,”Oh! Itulah sebabnya kita bisa memproduksi energi dalam tornado.”

Proyek lain menarik perhatiannya pada tahun 1980-an. Menggunakan ide termodinamika yang sama, sebuah percobaan di Spanyol menghasilkan tenaga dengan menggunakan matahari untuk menghangatkan udara di dekat tanah, menyalurkannya melalui cerobong asap untuk memutar turbin.

Masalahnya, untuk mendapatkan daya yang efisien, dibutuhkan cerobong yang terlalu tinggi. Alam, di sisi lain, membangun cerobong asap yang tinggi sepanjang waktu dengan tornado.

Ia melanjutkan beberapa versi mesinnya, termasuk salah satunya di kampus Lambton College di Toronto, didanai oleh Breakout Labs, yang didirikan oleh investor Silicon Valley, Peter Thiel.