Seperti tahun sebelumnya, Yogyakarta kembali dipenuhi dengan beragam kegiatan sinematik di penghujung tahun. Berkumpulnya berbagai kegiatan ini merupakan bagian dari rencana Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta yang mencanangkan bulan Desember sebagai ‘Bulan Sinema Jogja’.
Selama 12 hari, mulai 1 sampai 12 Desember, sebanyak tiga festival film dan satu pameran diselenggarakan.
Rangkaian ‘Bulan Sinema Jogja’ dibuka dengan penyelenggaraan Jogja-Netpac Asian Film Festival (JAFF), 1-6 Desember. Mengambil tema (Be)Coming, JAFF menawarkan berbagai program dalam edisi kesepuluhnya, antara lain: Asian Feature, Light of Asia, The Faces of Indonesia Cinema Today, Open Air Cinema hingga Public Lectures.
Penyelenggaraan JAFF tahun ini mengambil beberapa venue, seperti Empire XXI, Taman Budaya, Lembaga Indonesia-Prancis, hingga Bentara Budaya.
Festival Film Pelajar Jogja (FFPJ) diselenggarakan pada 5-6 Desember di Komplek Pondok Pemuda Ambarbinangun. Ini adalah kompetisi film yang diikuti pelajar-pelajar se-Indonesia.
Ada berbagai kategori film dan video yang dipertandingkan, seperti kategori film dokumenter, film fiksi, film anak, video anti korupsi, video anti bullying, sampai video musik.
Selain kompetisi, festival ini juga memiliki program kelas dan forum bagi para peserta.
Festival Film Dokumenter (FFD) didapuk menjadi penutup dalam rangkaian ‘Bulan Sinema Jogja’. FFD sendiri adafestival film pertama di Asia Tenggara, yang khusus menangani film dokumenter.
Di penyelenggaraan ke-14-nya, FFD mengambil tema Redefining. FFD sendiri mengambil venue di Taman Budaya dan Lembaga Indonesia-Prancis (LIP).
Selain festival-festival di atas, penikmat film dapat mengunjungi Pameran Potensi Perfilman Yogyakarta di Galeri Taman Budaya, yang diselenggarakan pada 4-10 Desember.
Dikutip dari Radio Republik Indonesia, Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Umar Priyono menjelaskan bahwa pameran dengan tema ‘Dari Pra hingga Pasca’ tersebut digelar untuk mengapresiasi segenap dinamika perfilman di DIY.