Terlalu Banyak Tidur dan Duduk Sama Buruknya dengan Merokok dan Minum Alkohol

By , Selasa, 15 Desember 2015 | 11:00 WIB

Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa terlalu banyak tidur hingga menjadi tidak aktif  merupakan kebiasaan tidak sehat. Para peneliti menemukan bahwa orang yang menghabiskan sebagian besar hari hanya duduk dan terlalu banyak tidur mungkin meninggal lebih cepat, layaknya perokok dan peminum alkohol.

Institut Sax"45 dan Up" melibatkan lebih dari 230.000 orang berusia 45 dan lebih tua di Australia dalam studi ini. Peneliti menghitung berapa banyak perilaku tidak sehat masing-masing orang, termasuk di dalamnya seperti merokok, minum alkohol, mengonsumsi makanan yang tidak sehat, fisik tidak aktif, menunjukkan perilaku malas bergerak dan tidur terlalu lama (para peneliti mendefinisikannya sebagai tidur yang memakan waktu lebih dari 9 jam per malam).

Sekitar 30 persen dari peserta melaporkan terlibat dalam dua atau tiga dari kebiasaan buruk tersebut. Setelah enam tahun kemudian, hampir 16.000 orang dalam studi ini meninggal.

Para peneliti menemukan bahwa orang yang tidak aktif secara fisik 1,6 kali lebih mungkin meninggal, dibandingkan mereka yang aktif secara fisik (didefinisikan oleh peneliti sebagai melakukan aktivitas fisik yang sedang hingga kuat, lebih dari 150 menit setiap minggu.)

Studi ini juga menunjukkan bahwa kombinasi dari aktivitas fisik dengan perilaku malas bergerak, atau aktivitas fisik terlalu banyak tidur sangat terkait dengan kematian di antara para peserta sepertii kombinasi dari perokok dengan peminum alkohol berat.

"Tidak aktif secara fisik sendiri memiliki hubungan yang kuat dengan kematian," kata Melody Ding, penulis utama studi dan peneliti senior di Sydney School of Public Health, University of Sydney.

Ding menjelaskan, ketika orang-orang mengkombinasikan aktivitas fisik dengan waktu tidur yang panjang dan lama waktu duduk, efek negatif bahkan lebih dramatis. Risiko gabungan kematian meningkat hingga empat kali lipat, daripada mereka yang malas bergerak dan tidur terlalu banyak, tetapi tetap mendapat beberapa latihan.

Para peneliti mencatat mereka tidak menggabungkan praktek-praktek gaya hidup jangka panjang lainnya, atau kondisi yang mungkin memainkan peran dalam meningkatkan risiko kematian beberapa peserta. Interpretasi peserta dari perilaku mereka sendiri dan dampak kesehatan bisa saja salah. Sementara kesimpulan penelitian bahwa perilaku sehat dapat mengurangi risiko kematian tampaknya menjadi sesuatu yang sudah jelas.

Penemuan ini dipublikasikan secara online Selasa (8/12) dalam jurnal PLoS Medicine.