Kenaikan suhu bumi akibat perubahan iklim bisa membuat muka air laut meningkat. Peningkatan muka air laut bisa membuat rotasi bumi lebih lambat. Hal itu diungkap dalam studi yang dipublikasikan di jurnal Science Advances pada Jumat (11/12/2015). Bagaimana bisa?Walter Munk, pakar oseanografi dari Scripps Institution of Oceanography di la Jolla, California, memublikasikan makalah yang mengulas tentang kaitan perbedaan muka air laut, pelelehan masa glasial, dan rotasi planet pada tahun 2002. Dalam makalahnya, Munk mengatakan bahwa perpindahan massa, seperti ketika es di kutub mencair dan menutupi daratan, akan menyebabkan perubahan poros rotasi bumi dan memengaruhi gerak bumi terhadapnya. Gagasan Munk belum bisa dibuktikan sehingga disebut "enigma Munk".Dengan mengombinasikan kalkulasi rumit dan pemodelan dengan komputer, Jerry Mitrovica yang seorang profesor geofisika di Harvard University baru-baru ini berhasil mengungkap kaitan antara kenaikan muka air laut dan rotasi bumi itu.Gerak rotasi bumi terus melambat dalam 2.500 tahun terakhir. Meskipun perlambatan itu juga terkait dengan interaksi antara inti dan mantel bumi, Mitrovica mengatakan bahwa perlambatan itu juga terkait dengan kenaikan muka air laut setelah zaman es.Sejak 500 SM, bumi mengalami "eror waktu" atau "melambat" 16.000 detik atau 4,5 jam. Dikutip dari IFLScience, Jumat lalu, Mitrovica mengatakan bahwa 6.000 detik perlambatan disebabkan oleh kenaikan muka air laut. Bila dirata-rata, tiap tahun bumi melambat 2,4 detik.Studi Mitrovica merupakan yang pertama kali mengonfirmasi kaitan antara kenaikan muka air laut dan perlambatan rotasi, menguak "enigma Munk".