Ingin Ramah Lingkungan, Ilmuwan Tiongkok Ciptakan Plastik dari Sperma

By Hanny Nur Fadhilah, Minggu, 5 Desember 2021 | 09:00 WIB
Bioplastik biodegradable lainnya dari ganggang, tepung jagung, serbuk gergaji memiliki emisi yang lebih rendah selama masa pakainya daripada plastik berbasis minyak biasa tetapi tetap membutuhkan energi yang disediakan oleh jaringan energi bahan bakar fosil untuk memproduksinya. ( Barbara Jackson/Smithsonian)

Nationalgeographic.co.id - Para peneliti di Tiongkok telah merancang alternatif untuk plastik menggunakan sumber yang tidak terduga tetapi ramah lingkungan. Produk inovatif tersebut salah satu bahannya adalah DNA sperma salmon. 

Mengapa menggunakan bahan tersebut? Pasalnya, bahan untaian pendek DNA sperma salmon digabungan dengan bahan dari minyak nabati, membuatnya saling terikat dan menghasilkan bahan licin seperti gel yang disebut hidrogel. Rincian tentang bioplastik diterbitkan November 2021 di Journal of American Chemical Society.

Gel itu kemudian dicetak menjadi beberapa bentuk yang selanjutnya dikeringkan dengan cara dibekukan. Adapun tujuannya untuk menghilangkan kelembapan, hidrogel dapat dicetak menjadi berbagai bentuk. Para ilmuwan telah melakukan percobaan dengan membuat potongan puzzle, cangkir, dari DNA sperma ikan salmon yang ramah lingkungan.

"Dibandingkan dengan plastik polistiren tradisional, bioplastik baru membutuhkan emisi karbon 97 persen lebih sedikit untuk dibuat,” lapor Koh Ewe untuk Vice.

Plastik berbasis minyak membutuhkan berton-ton panas dan zat beracun untuk diproduksi dan membutuhkan waktu ratusan tahun untuk terurai. Meskipun dipasarkan sebagai barang yang dapat didaur ulang, sebagian besar benda plastik akhirnya dibakar atau dibuang ke tempat pembuangan sampah.

Baca Juga: Dari Tote Bag Hingga Bioplastik, Mana Kantung Belanja yang Lebih Ramah Lingkungan?

Untuk mendaur ulang bioplastik baru, enzim pencerna DNA sperma salmon dapat ditambahkan untuk memecah material. Jika tidak ada enzim yang tersedia, hanya dengan menenggelamkan zat yang berasal dari sperma ke dalam air akan mengubah objek kembali menjadi slop hidrogel. 

Namun, para peneliti bersikeras itu adalah bahan yang paling berkelanjutan dibandingkan dengan plastik lain yang dikenal. Bioplastik biodegradable lainnya dari ganggang, tepung jagung, serbuk gergaji meninggalkan jejak karbon kecil selama masa pakainya dibandingkan dengan plastik berbasis minyak biasa, tetapi pembuatan bahan-bahan ini masih membutuhkan energi yang disediakan oleh jaringan energi bahan bakar fosil. Jadi, ada perdebatan apakah jenis bioplastik ini benar-benar ramah lingkungan.

Dikutip Vice, produsen bioplastik mungkin juga melakukan pencucian hijau dan salah mengartikan apa yang terkandung dalam bioplastik mereka. Setelah menganalisis 37 produk yang diberi label sebagai bioplastik,19 ditemukan dibuat dari campuran minyak bumi dan campuran berbasis bio, menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh perusahaan riset swasta yang berbasis di Selandia Baru, GNS Science.

Mengingat bioplastik sperma salmon terbuat dari untaian DNA, jenis plastik ini dapat berasal dari berbagai sumber DNA, seperti tanaman atau bakteri.

Ada sekitar 6,3 miliar ton sampah plastik di planet ini. Meski memiliki keterbatasan kedap air, para peneliti berharap plastik yang terbuat dari sperma ikan salmon ini dapat membantu mengurangi sampah plastik jika masuk ke pasar.

Plastik memainkan peran penting dalam kehidupan modern dan saat ini perkembangan daur ulang plastik sangat menuntut dan menantang. Untuk meringankan dilema ini, salah satu pilihan adalah mengembangkan bioplastik berkelanjutan baru yang kompatibel dengan lingkungan selama siklus hidup material secara keseluruhan.