Ada tradisi unik dari Swedia dalam menyambut Natal. Tanggal 13 Desember disebut sebagai ”Hari Lucia”, dan dirayakan melalui sebuah seremoni dimana seorang perempuan muda akan dipilih berperan sebagai Lucia.
Ia akan mengenakan sebuah gaun putih dengan ikatan pita pinggang berwarna merah dan mahkota lilin di kepalanya. Lucia kemudian akan berjalan bersama perempuan lainnya dalam sebuah prosesi yang masing-masing membawa lilin.
Lilin-lilin ini merupakan simbol dari kekuatan api yang menolak dimatikannya Santa Lucia setelah menerima sanksi untuk dibakar hidup-hidup. Para perempuan tersebut akan menyanyikan lagu ”Santa Lucia” dengan melodi tradisi Neapolitan, untuk menceritakan bagaimana Lucia bergelut dengan kegelapan melalui cahaya yang ada.
Setelah selesai menyanyikan lagu tersebut, akan diperdengarkan beberapa lagu Natal atau lagu-lagu lainnya tentang Lucia. Tradisi unik dari Swedia yang ditampilkan dengan gaun putih dengan lilin-lilin sebagai mahkotanya berawal pada abad ke 16 dari Danau Vanern, tetapi menjadi semakin populer di Swedia mulai tahun 1900.
Namun, terdapat versi lain tentang Lucia sebagaimana digambarkan oleh Carl Larsson – seorang pelukis terkenal Swedia. Dalam versi Larsson yang digambar pada tahun 1908, tradisi unik dari Swedia ini menceritakan bahwa anak perempuan tertua, yaitu Lucia, sambil mengenakan mahkota lilin, membawakan kopi dan roti saffron buns, juga dikenal dengan ”lussekatter”, kemudian memberikannya kepada orang tuanya, sambil menyanyikan lagu ”Lucia”. Sementara anak-anak perempuan lainnya, mengenakan gaun putih serupa, masing-masing membawa sebuah lilin ditangannya mengikuti prosesi tersebut.
Kini, sejak tahun 1927 di Swedia diadakan prosesi Santa Lucia secara nasional. Tradisi modern tersebut diawali pada tahun 1927 ketika sebuah koran di Stockholm memilih seorang ”Lucia resmi” bagi kota Stockholm pada tahun itu. Inisiatif tersebut kemudian ditiru di berbagai wilayah hingga sekolah-sekolah di Swedia melalui koran setempat untuk memilih seorang ”Lucia” setiap tahunnya. Mereka biasanya mengunjungi pusat-pusat perbelanjaan, rumah jompo, gereja, dan kemudian menyanyikan lagu-lagu Natal sambil memberikan kue-kue lussekatter dan lainnya.