Kerusakan Otak Singa Laut Akibat Racun Alga Berujung pada Kematian

By , Minggu, 20 Desember 2015 | 08:00 WIB

Sebuah racun yang diproduksi oleh alga laut menimbulkan kerusakan otak pada singa laut di sepanjang pantai California. Kerusakan tersebut menyebabkan perubahan neurologis dan perilaku yang dapat mengganggu kemampuan mereka untuk menavigasi di laut dan bertahan hidup di alam liar.

Scan otak pada 30 singa laut California mendeteksi kerusakan hippocampus—struktur otak yang berhubungan dengan memori dan navigasi spasial—pada hewan yang terpapar racun yang dikenal sebagai asam domoic.

Menurut Peter Cook, psikolog kognitif Emory University, Domoic seperti asam glutamat, zat kimia yang mentransmisikan impuls saraf di otak, dan menyebabkan aktivasi sel sarfaf hippocampus yang berlebih dan epilepsi kronis.

"Defisit perilaku yang menyertai kerusakan otak dengan asam domoic yang parah, dan dapat berdampak negatif terhadap singa laut dalam berburu dan navigasi. Ujung-ujungnya, singa laut akan terdampar dan mati," kata Cook.

Ratusan singa laut setiap tahunnya ditemukan terdampar di pantai California dengan tanda-tanda keracunan asam domoic seperti disorientasi dan kejang. Ribuan diduga terkena racun alga mikroskopis, yang disebut Pseudo-Nitzschia di perairan pantai.

Ledakan populasi alga menjadi lebih sering dan parah dalam beberapa tahun terakhir. Ledakan populasi tahun ini adalah yang terbesar pada catatan, dari Santa Barbara, California hingga mencapai ke Alaska.

Pencemaran laut dari bahan kimia seperti pupuk dan suhu pemanasan laut yang terkait dengan perubahan iklim global juga diyakini berkontribusi terhadap frekuensi dan besarnya ledakan populasi alga.

Racun terakumulasi dalam kerang dan ikan kecil yang mengkonsumsi ganggang. Singa laut, mamalia laut lainnya dan burung laut terpapar racun itu setelah mereka makan kerang dan ikan.

Singa laut yang terkena racun mengalami penurunan konektivitas antara hippocampus dan thalamus, struktur otak yang berhubungan dengan persepsi sensorik dan regulasi fungsi motorik.

"Ratusan singa laut berakhir terdampar setiap tahun. Sebagian besar dari mereka mati meskipun beberapa dapat direhabilitasi dan bertahan hidup untuk beberapa waktu di alam liar," pungkas Cook.