Bagaimana cara memperkenalkan Probolinggo kepada calon pengunjung?
Probolinggo adalah daerah unggulan untuk tujuan wisata di Jawa Timur. Maka dari itu kita adakan travel dialogue, kita datang ke Bali, Lombok, dan Bandung. Kita berusaha untuk menjemput bola. Di sana, kita bercerita mengenai keunggulan-keunggulan destinasi yang kita miliki. Itu salah satu cara untuk menarik investor. Kita juga punya TIC (Tourism Information Center). Di sana, para pengunjung bisa mendapat informasi secara langsung, tersedia pula screen dengan tiga bahasa: Inggris, Mandarin, dan Indonesia.
Bagaimana tren jumlah pengunjung yang datang ke Probolinggo dan dampaknya bagi daerah?
Tahun 2014 tercatat 313.463 pengunjung. Hingga bulan ini saja (Oktober 2015) ada 363.955 pengunjung yang datang. Tahun 2016 kita menargetkan peningkatan kunjungan wisatawan hingga 15-20%. Pariwisata menjadi penyumbang pendapatan asli daerah terbesar ketiga di Kabupaten Probolinggo. Ke depan, kita sangat optimis tumbuhnya pariwisata akan berbanding lurus dengan tumbuhnya perekonomian warga.
Apa yang dilakukan sebagai daerah yang menjadi destinasi unggulan Kementerian Pariwisata?
Kita membuat program pariwisata setiap bulan yang dinamakan Program Stakpro (Setahun di Kabupaten Probolinggo). Program ini berupa acara budaya petik laut, jazz gunung di Gunung Bromo, juga ada keroncong pantai yang notabene merupakan musik asli Indonesia yang diadakan di Pantai Bentar. Info ini kita sampaikan ke teman-teman travel (agent), agar turis domestik ataupun mancanegara mengetahui jadwal acara yang akan diadakan di wilayah Probolinggo. Tahun 2016, kita akan membangun One Stop Service Tourism di pintu masuk Kabupaten Probolinggo.
Kendala yang dihadapi dalam pengembangan pariwisata Probolinggo?
Kami punya keterbatasan menjangkau pasar wisatawan Tiongkok dan beberapa negara Eropa lainnya. Tapi kami selalu berkordinasi dengan tingkat Provinsi dan Pusat, mengenai bagaimana memasarkan tampat yang selama ini belum tersentuh.
Dari segi pengembangan pariwisata berupa infrastruktur, kita mengadakan sinergi antarpihak. Contohnya Ranu Segaran. Di sana ada air panas dan tempatnya sungguh menarik. Jalannya sedang dikerjakan oleh PU Bina Marga. Bangunannya dikerjakan oleh PU Bina Karya, dan pengembangan obyek wisatanya dikerjakan oleh Dinas Pariwisata, semua pihak terlibat dan bekerja sama dalam hal ini. Jadi pariwisata juga terkait kerjasama dan keterpaduan antarlembaga.
Apa pengalaman berwisata yang paling berkesan?
Saya punya pengalaman yang luar biasa saat berarung jeram di Sungai Pekalen, salah satu sungai di Kabupaten Probolinggo. Untuk memulai arung jeram, saya berjalan kaki menuju titik permulaan, lalu disiram air terjun Pekalen. Lalu, disuguhkan kentang dan minum air kelapa, kemudian, dilanjutkan lagi dengan rafting.
Wawancara dengan Anung Widiarto bisa dibaca lengkap di majalah National Geographic Traveler Indonesia edisi Januari 2016.