Punahnya Monyet dan Burung di Hutan Tropis Naikkan Emisi Karbon

By , Sabtu, 26 Desember 2015 | 12:00 WIB

Perburuan yang berlebihan mempengaruhi penyebaran benih sehingga mempengaruhi kelangsungan hidup hutan, mengakibatkan penurunan drastis dalam penyimpanan karbon alami Bumi.

Monyet pemakan buah besar dan burung-burung di hutan tropis telah terungkap sebagai juara perubahan iklim, kepunahan akibat perburuan yang berlebihan menaikkan emisi karbon. Hal ini karena mereka memainkan peran penting dalam persebaran benih yang berdampak pada kelangsungan hidup besar, pohon-pohon hutan.

Hutan tropis menyimpan 40% dari semua karbon di permukaan bumi dan penebangan pohon menyebabkan sekitar 15%  gas rumah kaca terlepas ke bumi, mendorong pemanasan global.

Pohon yang berumur panjang, tebal dan keras merupakan penyimpan karbon sangat baik, tetapi mereka memiliki biji besar yang hanya dapat tersebar melalui proses BAB binatang besar. Makhluk-makhluk besar telah menderita kerugian besar dari pemburu subsistem, yang berarti pohon kayu keras digantikan dengan pohon-pohon kayu lunak, yang memiliki biji kecil tapi menyimpan karbon kurang.

"Dalam banyak daerah tropis ini, hewan cukup banyak bergerak, ke luar kawasan lindung dan kadang-kadang bahkan daerah di dalam daerah yang dilindungi," kata Prof Carlos Peres dari University of East Anglia, Inggris

"Pohon Kayu memerlukan binatang besar untuk menyebarkan benih mereka. Inilah sekarang yang yang hilang,"ungkap Peres

"Kebijakan untuk mengurangi emisi karbon dari negara-negara tropis terutama difokuskan pada deforestasi, namun penelitian kami menunjukkan bahwa penurunan populasi hewan besar menimbulkan risiko serius bagi pemeliharaan penyimpanan karbon hutan tropis," papar Peres

Penelitian baru ini dipimpin oleh ilmuwan di Sao Paulo State University di Brazil dan mempublikasikannya pada jurnal Science Advance. Penelitian ini berfokus pada hutan hujan Atlantik Brasil, di mana 95% dari semua pohon bergantung pada hewan untuk menyebarkan benih, dan menganalisis interaksi antara 800 spesies hewan dengan 2.000 jenis pohon.

Pada penelitian ini pula ditemukan kehilangan hewan besar seperti monyet laba-laba (Muriqui), tapir dan tukan toco menyebabkan hilangnya pohon kayu keras. Ini akan terganti dengan pohon kayu lunak, yang bijinya lebih kecil (panjangnya kurang dari 12mm) yang disebarkan oleh pemakan buah kecil seperti marsupial, kelelawar dan burung yang tidak menjadi target pemburu. Para ilmuwan memperkirakan bahwa 10-15% dari karbon yang tersimpan di hutan campuran asli telah hilang.