Pemerintah Australia baru saja memberikan persetujuan untuk perluasan pelabuhan yang kontroversial di tengah Great Barrier Reef Marine Park. Ketika pelabuhan itu dibangun diharapkan 120 juta ton (132 juta ton) batubara setiap tahun akan melewati sistem terumbu karang terbesar di dunia. Keputusan itu dibuat hanya beberapa minggu setelah kepala-kepala negara (lebih dari 190 negara, termasuk Australia), bertemu di Paris untuk menyetujui kesepakatan iklim untuk membatasi pemanasan global di bawah 2 derajat celcius (3.2 derajat fahrenheit), dan berusaha untuk tetap di bawah 1,5 derajat celcius (2,7 derajat fahrenheit).
Perluasan lahan tersebut akan memerlukan pengerukan 1,1 juta meter kubik sedimen dan pasir, tepat di tengah-tengah Great Barrier Reef Marine Park, di tempat yang dikenal sebagai Abbot Point. Proposal ini banyak dikritik karena dampak kerusakan yang akan terjadi pada terumbu karang.
Persetujuan pengerukan ini dibuat dua bulan setelah pemerintah memberi lampu hijau untuk pembangunan proyek Carmichael sebesar $ 12.1 milyar, yang akan menjadi salah satu tambang terbesar di dunia saat selesai. Tambang batu bara akan berlokasi di wilayah yang sama di Queensland sebagai pelabuhan baru yang diperluas, dan dimaksudkan menjawab permintaan India untuk konsumsi bahan bakar fosil.
Menteri lingkungan, Greg Hunt, telah membela pemindahan tersebut ke tambang Carmichael kontroversial, Greenlight. Ia mempertahankan bahwa lebih baik untuk lingkungan India menggunakan batubara kualitas baik Australia.
"Jika mereka tidak memiliki partisipasi di Australia, mereka akan menggunakan bahan bakar berkualitas rendah," jelas Hunt.
Hunt juga sebelumnya membela sikap negara dalam menanggulangi perubahan iklim, mengatakan bahwa Australia harus bangga dengan upaya bangsa. "Jadi dengan kualitas bahan bakar yang lebih rendah dan stasiun yang efisiensinya lebih rendah (listrik), dampak global tidak menggunakan bahan bakar Australia akan menaikkan emisi, bukan turun." Kata Hunt.
Dua proyek untuk membangun tambang batu bara, dan memperluas pelabuhan ini memiliki banyak perlawanan, terutama dalam menghadapi tren yang berkembang untuk menghindari industri bahan bakar fosil, seperti yang tercantum dalam pembicaraan bersejarah iklim di Paris tahun ini.Permintaan untuk penggunaan batubara di Cina untuk pertama kalinya, janji oleh pemerintah India untuk meningkatkan investasi tenaga surya, dan jatuhnya harga batubara, membuat bank-bank besar Eropa dan AS menolak untuk mendanai proyek tersebut.
"Selama 12 bulan terakhir kami telah melihat lebih banyak bank meninggalkan pendanaan Carmichael Coal Mine, yang jika dibangun akan memberi ekspansi terminal batubara," kata Louise Matthiesson, juru bicara WWF Australia.
"Mengapa membangun pelabuhan berisiko yang akan menjadi 'gajah putih', yang akan merusak rumah duyung dan penyu?" cecar Matthiesson.