Satwa Liar Merajalela di Chernobyl

By , Senin, 4 Januari 2016 | 07:00 WIB

Apa yang terjadi ketika manusia meninggalkan lahan seluas 1.600 mil persegi karena radioaktivitas? Satwa liar merajalela, rupanya. Sebuah studi baru pada hewan di Zona Eksklusi Chernobyl menunjukkan daerah yang pernah tampak seperti gurun tandus sekarang penuh dengan rusa, rusa roe, rusa merah, babi hutan, dan serigala.

Peneliti melakukan survei udara di zona tersebut selama musim dingin antara tahun 1987—setahun setelah bencana Chernobyl—dan 1997 dan memperkirakan hewan berdasarkan lintasan jejak di salju, laporan Guardian.

Baca juga: Bencana Chernobyl: Apa yang Terjadi 32 Tahun Lalu?

Mereka menemukan jumlah hewan di daerah itu benar-benar setara dengan populasi dalam empat cagar alam yang tidak tercemar di sekitarnya; tetapi jumlah serigala tujuh kali lebih besar daripada di cagar alam.

Jumlah rusa, rusa roe, dan babi hutan juga melonjak pada saat rusa dan populasi babi hutan yang menurun di tempat lain di bekas Uni Soviet.

"Sangat mungkin bahwa jumlah satwa liar di Chernobyl jauh lebih tinggi daripada jumlah mereka sebelum terjadi bencana," kata peneliti dalam rilisnya. "Ini bukan berarti radiasi baik untuk satwa liar, hanya saja efek dari peradaban manusia, termasuk berburu, bertani, dan kehutanan jauh lebih buruk daripada bencana itu sendiri."

Tapi peneliti lain yang telah mempelajari burung di zona tersebut mengatakan kepada BBC bahwa penelitian tersebut hanya berlaku untuk mamalia besar di bawah tekanan perburuan. Penelitian tersebut tak berlaku bagi sebagian besar hewan seperti kebanyakan burung, mamalia kecil, dan serangga yang tidak langsung dipengaruhi oleh peradaban manusia.

Baca juga: Razali Bin Mohamad Habidin, Pria Tuli yang Bisa Berkomunikasi dengan Burung

 Karena studi ini tidak mengamati paparan radiasi, maka studi ini tidak membahas masalah apakah radiasi memiliki efek pada reproduksi, kelangsungan hidup, umur panjang, atau kesehatan umum hewan yang disurvei.

Ketika para ilmuwan menemukan populasi babi hutan Chernobyl yang menurun pada tahun 1993, mereka mengatakan serigala lapar dan wabah penyakitlah penyebabnya.