Makanan Sehat Kurang Mengenyangkan ?

By , Kamis, 7 Juli 2016 | 13:00 WIB

Makan terlalu banyak biasanya dianggap sebagai salah satu penyebab utama obesitas. Sebuah studi baru yang diterbitkan dalam Journal of Consumer Research Association melihat secara khusus  konsumsi berlebihan pada makanan sehat, yang sering dianggap konsumen kurang dikonsumsi. Para peneliti berhasil menemukan bukti yang mendukung hipotesis mereka bahwa, ketika orang makan apa yang mereka anggap sebagai makanan sehat, mereka makan lebih dari ukuran yang direkomendasikan, karena mereka mengasosiasikan makanan sehat dengan kurang mengenyangkan.

Penelitian ini menggunakan pendekatan multi-metode untuk menyelidiki asumsi bahwa "makanan sehat = kurang mengenyangkan". Penelitian pertama dilakukan terhadap 50 mahasiswa di sebuah universitas publik besar dan menggunakan Tes Asosiasi Implisit untuk memberikan bukti hubungan terbalik antara konsep sehat dan mengenyangkan.

Studi kedua adalah penelitian lapangan yang dilakukan dengan 40 mahasiswa pascasarjana di sebuah universitas publik besar. Tingkat kelaparan peserta diukur setelah mengkonsumsi kue yang digambarkan sebagai sehat atau tidak sehat untuk menguji pengaruh dari penggambaran kesehatan pada tingkat kelaparan yang dialami.

Studi ketiga dilakukan terhadap 72 mahasiswa sarjana dalam skenario realistis untuk mengukur dampak dari penggambaran kesehatan pada jumlah makanan sebelum menonton sebuah film pendek, dan jumlah aktual makanan yang dikonsumsi selama film. Ketiga studi memusatkan pada gagasan bahwa konsumen memegang keyakinan implisit bahwa makanan sehat kurang mengenyangkan dari makanan yang tidak sehat.

Secara khusus, para peneliti menunjukkan bahwa makanan sehat sebagai lawan yang tidak sehat menggunakan pengukuran dampak gizi penghakiman dan perilaku konsumen. Ketika makanan digambarkan sebagai makanan sehat, lawan dari yang tidak sehat, konsumen melaporkan tingkat kelaparan yang lebih rendah setelah konsumsi, memesan ukuran porsi yang lebih besar dari makanan, dan mengkonsumsi sejumlah besar makanan. Anehnya, konsumen mengatakan bahwa mereka tidak setuju dengan gagasan bahwa makanan sehat kurang mengenyangkan dari makanan yang tidak sehat.

Selain itu, para peneliti memperkenalkan taktik baru untuk membalikkan kebiasaan konsumen dari makan berlebihan makanan sehat dengan menyoroti aspek bergizi makanan sehat, meringankan keyakinan bahwa itu kurang mengenyangkan.

Temuan ini menambah penyebab psikologis pertambahan berat badan dan obesitas tubuh, yakni dengan cara membalikkan asumsi efek merusak dari makanan sehat = kurang mengenyangkan”. Secara khusus, temuan ini menunjukkan bahwa perkembangan terbaru dari label makanan yang sehat mungkin secara ironis berkontribusi terhadap epidemi obesitas daripada menguranginya. Konsumen dapat menggunakan pengetahuan ini untuk menghindari makan berlebihan pada makanan sehat yang disajikan dan mencari makanan yang digambarkan sebagai bergizi, ketika mereka ingin merasa kenyang tanpa makan berlebihan.