Teotihuacán merupakan sebuah kota Mesoamerika kuno yang terletak di sub lembah Lembah Meksiko, terletak di Negara Bagian Meksiko 30 mil (48 km) ke arah timur laut dari kota Meksiko modern.
Kota ini juga dikenal sebagai situs arkeologi besar dan melingkupi beberapa struktur piramida yang didirikan pada zaman pra-Colombus.
"Teotihuacán" diambil dari bahasa Aztec Nahuatl, berarti tempat kelahiran dewa. Menurut lagenda orang Aztec, di sinilah para dewa berkumpul untuk merancang penciptaan kehidupan.
Pada masa-masa emasnya, Kota Teotihuacán menjadi kota yang paling padat penduduknya dan paling berpengaruh di Mesoamerika. Pembangunan kota Teotihuacán bermula sekitar 300 SM, dan mencapai masa keemasannya sekitar tahun 300-600 M. Pada tahun 650 Teotihuacán mengalami kemunduran.
Para arkeolog meyakini bahwa perubahan iklim di masa lalu telah menyebabkan kemunduran kota, sekitar tahun 550. Bukti terbaru berhasil menemukan kaitan antara variasi curah di daerah tersebut dengan kemunduran Kota Teotihuacán dan peradabannya.
“Jika manusia merupakan penyebab yang tak terbantahkan atas keruntuhan kota, mengapa mereka menjadi melarat hingga seekstrim ini?”
Sebagai tanggapan atas pertanyaan tersebut, ahli paleoklimatologi, Matthew Lachniet mengekstraksi sebuah stalagmit berusia 2400 tahun di sebuah gua yang terletak di barat daya Meksiko.
Dengan mempelajari lapisan-lapisan stalagmit, Lachniet menemukan bagian yang hilang dari teka-teki besar ini: laporan rinci dari curah hujan. Stalagmit-stalagmit terbentuk dari akumulasi air yang mengandung mineral tinggi. Seperti halnya lingkaran tahun pada batang pohon, lapisan kalsit menyimpan bukti perubahan kimia selama tahun-tahun kering atau basah.
Di Teotihuacán, pertanian bergantung pada sistem irigasi yang mengandalkan hujan. Menurut Lachniet, setelah tahun dengan curah hujan berlimpah, kota tersebut dilanda kemarau yang amat panjang.
Kemarau panjang tersebut mengakibatkan kekeringan yang membuat produksi pertanian terganggu dan persediaan pangan terancam. Tak pelak lagi, kota ini dilanda bencana kelaparan.
Kekeringan dan kelaparan memicu berbagai konflik internal kota, seperti kerusuhan politik, pemberontakan-pemberontakan atau serangan musuh.
Bencana kekeringan dan kelaparan yang berkorelasi dengan konflik internal menyebabkan terus menurunnya populasi yang berujung pada keruntuhan kota Teotihuacán.