Suku Huaorani, Antara Moderenisasi dan Tradisi yang Harus Tetap Dijaga

By , Sabtu, 16 Januari 2016 | 13:00 WIB

Seorang fotogtrafer bernama Trupal Pandya menempuh perjalanan sekitar 30 jam melalui udara, air dan darat untuk dapat bertemu dengan suku pedalaman ini. The Huaorini yang memilii arti "orang-orang" atau "manusia" diyakini telah menghuni hutan hujan ini sejak ribuan tahun lalu. Hingga sekitar tahun 1960-an, mereka tidak pernah berkomunikasi dengan dunia luar.

Pandya mengatakan bahwa adanya sebuah perbedaan yang mencolok akan adanya modernisasi generasi muda, yang sudah melakukan perjalanan ke daerah daerah di luar komunitas mereka, dan untuk generasi tua mereka masih berjuang untuk mempertahankan cara-cara tradisional mereka dalam menjalani hidup mereka.Perubahan yang beragam ini telah terjadi di dalam komunitas ini. Seperti pengenalan radio yang terlihat sudah banyak terdapat di rumah-rumah suku Huaorani , konsumsi makanan dari kota dan penggunaan pakaian dengan gaya kebarat-baratan. Bagi Pandya, proses modernisasi ini merupakan faktor penting dalam keputusannya dalam memotret suku Huaorani.

"Alasan terbesar adalah hanya untuk memotret apa yang sudah berubah sebelumnya semuanya benar-benar berubah." Kata Pandya "Saya pikir jika saya dapat (memotret suku Huoarani) jauh 10 tahun kebelakang atau sedikit lebih dari itu, saya tidak berfikit apa yang akan saya dapatkan, tetapi sapa saya yang baru saya dapatkan." Perubahan lain yang terkait dengan modernisasi ialah terhadap bahasanya. Banyak dari suku Huaorani sudah sejak bertahun-tahun hanya berkomunikasi dengan dialek daerah mereka saja, namun saat ini mereka sudah berbicara dengan bahas asli Ekuador dari Spanyol.

Pandya yang berbicara dengan bahasa Inggris tentu saja membutuhkan penerjemah untuk berinteraksi secara efektif. "Saya tidak pernah memulai memotret ketika saya melihat pertama kali suku Huaorani," katanya. "Saya bahkan tidak langsung menggunakn kamera saya. Saya menunggu hingga mereka terbiasa dengan keberadan saya di sekitar mereka. Saya memberikan waktu kepada diri saya sendir untuk mendapatkan kemudahan untuk berada di sekitar mereka. Walaupun Anda tidak dapat berbicara dengan bahasa yang sama, saya merasa bahawa Kalian tentu saj akan berkomunikasi kepada meraka sebagai "

"Saya tidak pernah mulai memotret ketika saya (pertama) melihat (yang Huaorani)," katanya. "Aku bahkan tidak memiliki kamera saya. Saya menunggu untuk membiarkan mereka terbiasa dengan saya di sekitar mereka. Aku memberi diriku waktu untuk mendapatkan sedikit lebih mudah di sekitar mereka. Bahkan jika Anda tidak dapat berbicara dalam bahasa yang sama, saya merasa bahwa Anda pasti akan berkomunikasi dengan mereka sebagai sesama insan manusia"

Sebelum membuat sebuah potret resmi lengkap dengan mengunakan kamera profesional dan pencahayaan, Pandya mengambil foto suku Huaorani dengan menggunakan kamera polaroid terlebih dahulu. "Saya pikir dengan memperlihatkan kepada mereka potret mereka untuk pertama kalinya, dapat membuat mereka sangat senang untuk melihat diri mereka sendiri."Kata Pandya.Untuk potret resmi dari mereka, Pandya menempatkan objeknya berada di depan sebuah latar putih untuk menggambarkan suku Huaorani secara tepat (pada objek utama) dan ringkas, tanpa adanya gangguan-gangguan dari objek-objek lainnya.

"Alasan utamanya adalah untuk memiliki fokus hanya pada orang-orang dan pakaian mereka dan tidak ada objek lain selain mereka sebagai individu," katanya.Keputusan Pandya untuk menggunakan latar belakang putih juga terbukti efektif dalam menyoroti koeksistensi antara Huaorani dan berbagai jenis hewan yang sudah menjadi bagian dari kehidupan mereka sehari-hari dalam lingkungan alam mereka.Memiliki kesempatan untuk memotret suku Huaorani ini sudah menjadi pengalaman yang menarik, dan menatang bagi Pandya, yang sedang belajar Fotografi di New York Fashion Institute of Technology.

Dan seetelah menyaksikan langsung kesederhanaan dari suk Huaorani yang hidup harmonis dengan lingkungan mereka, Pandya mengatakan dia menemukan dirinya sendiri dan memikirkan serta merenungkan benar-benar apa makna dibalik semuanya apakah membuat dirinya puas dan bahagia dengan kehidupan yang ia miliki.

"Saya pikir pertanyaan yang saya tanyakan pada diri sendiri adalah: 'Siapa yang lebih kaya' "Katanya. "(Ini telah) menjadi kurva pembelajaran yang sangat besar tentang bagaimana menikmati hidup yang sangat indah ini, kehidupan yang sederhana ini."