Eta Carinae atau Eta Argus adalah sistem bintang yang sangat masif dan terang! Eta Carinae berada jauh dari Bumi. Jaraknya 7500 tahun cahaya di selatan rasi Carina. Sistem bintang ini sangat terang. Mengalahkan Matahari dengan kecerlangan 5 juta kali lebih terang!
Sistem ini merupakan sistem bintang berdua yang saling mengorbit setiap 5,5 tahun. Bintang paling masif dalam sistem Eta Carinae memiliki massa 90 massa Matahari sedang bintang yang lebih kecil massanya hanya 30 kali massa Matahari!
Sistem Eta Carinae sangat terkenal dengan ledakan yang terjadi pada tahun 1840. Pada saat itu Eta Carina melepaskan materi setidaknya 10 kali massa Matahari ke angkasa. Kejadian ini sekaligus memperluas tabir gas dan debu yang melingkupi Eta Carinae. Dan Eta Carinae pun menjadi obyek satu-satunya di Bima Sakti.
Sebagai satu-satunya yang ada di Bima Sakti dan bisa terhitung yang paling dekat dengan Bumi dalam jarak 10000 tahun cahaya. Eta Carinae menjadi laboratorium bagi penelitian bintang massa besar. Tak hanya itu, di laboratorium yang sangat jauh inilah para astronom mencari tahu mengapa erupsi seperti di Eta Carinae bisa terjadi dan apa hubungannya dengan evolusi bintang masif.
Untuk bisa mencapai satu kesimpulan, diperlukan perbandingan. Tapi, tidak ada yang mirip dengan Eta Carinae di Bima Sakti. Tidak sampai teleskop Hubble dan Spitzer berhasil menemukan 5 obyek lain yang punya kemiripan dengan Eta Carinae. Tapi kelima obyek ini bukan di Bima Sakti. Mereka ada di galaksi lain.!break!
Mencari Jarum di antara JeramiTidak mudah untuk menemukan bintang yang sangat masif. Biasanya bintang seperti ini sangat jarang. Akan tetapi, kehadiran bintang seperti ini memiliki pengaruh yang sangat besar bagi evolusi galaksi dimana mereka berada. Baik berpengaruh dalam hal senyawa kimia di galaksi maupun pada evolusi fisik galaksi itu sendiri. Bintang tipe ini menghasilkan dan sekaligus menyebarkan sejumlah besar elemen kimia yang penting bagi kehidupan. Cara bintang ini mengakhiri hidupnya lewat ledakan supernova menjadikannya salah satu sumber materi bintang baru.
Dan.. mencari serta menemukan bintang langka sesaat setelah terjadi ledakan besar bukan perkara mudah. Mirip mencari jarum di antara tumpukan jerami. Padahal para astronom tahu di alam semesta bintang seperti Eta Carinae masih ada.
Inilah yang dilakukan oleh Rubab Khan, dari NASA Goddard Space Flight Center, Greenbelt, Maryland bersama timnya yang terdiri dari Krzysztof Stanek, Scott Adams dan Christopher Kochanek dari Ohio State University di Columbus, serta George Sonneborn dari NASA Goddard. Mereka mengembangkan sidik jari optik dan inframerah untuk bisa mengindikasi kehadiran saudara kembar Eta Carinae atau Saudara kembar Eta.
Debu terbentuk di dalam gas yang dilontarkan bintang masif. Debu yang terlontar ini menyebabkan terjadinya peredupan cahaya bintang pada panjang gelombang ultraviolet dan cahaya tampak. Tapi debu menyerap dan memancarkan kembali energi yang ia terima sebagai panas pada panjang gelombang infrared-menengah.
Pengamatan dilakukan dengan Teleskop Hubble dan Spitzer. Teleskop Spitzer digunakan untuk melihat terjadinya peningkatan kecerlangan. Hasilnya dibandingkan dengan peredupan pada foto yang diambil teleskop Hubble. Dengan cara ini para astronom bisa membandingkan jumlah debu yang ada di obyek yang diamati dan kemudian dibandingkan dengan Eta Carinae.
Hasil pengamatan dari tahun 2012 – 2014 pada tujuh galaksi tidak memperlihatkan kehadiran saudara kembar Eta Carinae. Tapi dalam survei tahun 2015, tim ini menemukan 2 kandidat kembaran Eta Carinae di galaksi M83 yang berada 15 juta tahun cahaya. Tiga kandidat lainnya juga ditemukan masing-masing di galaksi NGC 6946, M101 dan M51 yang berada dalam rentang jarak 18 dan 26 tahun cahaya.
Kelima obyek ini meniru sifat optik dan inframerah Eta carinae. Karena itulah para astronom menduga kalau setiap obyek yang mereka temukan memiliki massa yang sangay besar dan terkubur di balik tabir debu dan gas tebal yang massanya 5-10 massa Matahari.