Konvoi bantuan telah datang dan mencapai kota yang dikuasai serta dikepung oleh Suriah Madaya dengan membawa makanan dan obat-obatan penting.
Distribusi pertolongan ini akan terus berlanjut sepanjang malam untuk menolong 40,00 jiwa yang sudah terjebak selama 6 bulan oleh pemerintahan blokade dan tanpa bantuan sama sekali sejak Oktober.
PBB mengatakan bahwa mereka telah menerima laporan yang didapatkan dari sumber terpercaya bahwa adanya masyarakat yang meninggal akibat kelaparan,
Secara bersamaan, truk bantuan yang masuk ke dua desa dikepung oleh para pemberontak di provinsi utara Idlib yang berada dibawah kedua pihak yang bertikai. Situasi di Foah dan Kefraya juga dikatakan sangat mengerikan, dengan perkiraan sekitae 20.000 orang terjebak di tempat tersebut sejak Maret.
Pawel Krzysiek, seseorang dari International Commitee of the Red Cross (ICRC) di Madaya mengatakan ketika tiba, "Orang-orang ini menghampiri dan bertanya setiap menit sekali, dengar, apakah kalian membawa makanan, apakah kalian membawa obat-obatan?""Beberapa orang tersenyum dan melambaikan tangannya kepada kami, tapi banyak dari mereka yang terlihat sangat lemah dengan ekspresi yang sangat suram, terlalu lelah."
Misi kemanusiaan ini ditempa oleh konflik yang kejam. Bantuan untuk mereka dikuasai oleh pemberontak Madaya dan bergantung pula kepada bantuan yang dikuasai oleh pemerintah Foah dan Kefraya.
Gambaran dari anak-anak kurus Madaya memicu sebuah peringatan di banyak ibukota dan menciptakan dorongan yang lebih besar namun mereka juga terprovokasi oleh peperangan kata.
Para pendukung pemerintah Suriah dan sekutu Hizbullah Lebanon menuduh pasukan pemberontak di Madaya merebut makanan untuk diri mereka sendiri. Beberapa saling mengejek kelaparan. Saat ini, Madaya adalah wajah penderitaan Suriah yang dua tahun lalu adalah kota Yarmouk.Seorang warga, Hiba Abdel Rahman, mengatakan kepada France-Presse : " Selama 15 hari kami hanya memakan sup."
"Saya melihat seorang anak muda membunuh kucing dan mengatakan kepada keluarganya bahwa itu adalah daging kelinci. Beberapa orang pergi ke tempat sampah, beberapa lainnya memakan rumput. Kami mencari makanan dari para pejuang, namun mereka menolak untuk memberikannya kepada kami."
Jika dihitung, ada sekitar 44 truk yang sudah dioperasikan oleh PBB, ICRC , Syirian Red Crescent dan the World Food Programme untuk mencapai Madaya dari Ibukota, Damaskus. Mereka membawa bahan-bahan dasar makanan, termasuk beras, minyak sayur, tepung , gula dan garam, serta air bersih, susu formula, selimut, obat-obatan dan perlengkapan bedah. Marianne Gasser, kepala delegasi Suriah ICRC, mengatakan bahwa pengiriman tidak boleh berhenti.Dia mengatakan: "Untuk meringankan penderitaan puluah ribu orang, harus ada akses rutin ke daerah-daerah."
Madaya terletak di sekitar 25 KM (15 mil) barat laut dari Damaskus dan 11 KM dari perbatasan Lebanon, telah dikempung sejak awal Juli oleh pasukan pemerintah dan sekutu mereka dalam gerakan Syiah Islam Hizbullah Lebanon.
Brice de la Vigne dari Medical Charity Medecins sans Frontieres (MSF) menggambarkan situasi kota ini seperti "Mengerikan".
Mr de la Vigne yang organisasinya mendukung pusat kesehatan di kota Madaya mengatakan bahwa lebih dari 250 orang di sana mengidap penyakit "Kekurangan gizi Akut."