Presiden Bolivia, Evo Morales baru-baru meminjamkan tangannya untuk konservasi, berusaha untuk terjun laangsung melindungi keanekaragaman hayati negaranya. Ia turut membantu melepaskan lebih dari 100.000 bayi penyu ke Sungai Itenez, yang berada di perbatasan antara Bolivia dan Brasil.
Semua pelepasan itu dilakukan pada waktu yang sama dalam upaya untuk mengisi kembali daerah tersebut dengan beberapa spesies penyu yang terancam punah. Di antaranya adalah penyu raksasa Amerika Selatan (Podocnemis expansa), yang merupakan penyu sungai terbesar di benua Amerika, dengan tempurung - atau carapace - yang dapat tumbuh besar menjadi sekitar satu meter (3,3 kaki).
Spesies penyu tersebut telah dikenal dapat hidup sampai satu abad, meskipun jumlahnya telah berkurang di wilayah tersebut karena baik penyu dan telurnya diburu untuk makanan, sementara minyak yang diekstrak dari tubuh mereka juga digunakan untuk tujuan kosmetik.
Menurut Buku Hewan Vertebrata Bolivia, yang dirilis oleh Kementerian lingkungan Hidup, penyu saat ini memiliki status terancam punah. Di antara spesies lain yang termasuk dalam rilis itu, penyu sungai kuning-tutul (Podocnemis unifilis), saat ini diklasifikasikan sebagai spesies rentan, berarti ia menghadapi risiko yang lebih rendah dari kepunahan penyu Amerika Selatan raksasa.
Sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh pemerintah Bolivia (dalam bahasa Spanyol) menjelaskan, bahwa tidak hanya penyu yang merupakan bagian penting dari warisan alam negara itu, tetapi juga warga masyarakat memainkan peran kunci dalam menjaga ekosistem daerah banjir dengan membantu reboisasi.