Apakah Mariyuana Dapat Menjadi Obat Migrain?

By , Sabtu, 30 Januari 2016 | 10:00 WIB

Dapatkah ganja mencegah migrain ? Pasien penderita 'Sakit kepala kronis' secara signifikan berkurang setelah mengambil pengobatan menggunakan ganja atau mariyuana.

Ilmuwan telah mengungkapkan bahwa pengobatan migrain dengan menggunakan mariyuana dapat mengurangi frekuensi sakit kepala tiap bulannya. Sebuah penelitian baru merawat sebanyak 121 pasien migrain dengan ganja dan 103 diantaranya sudah melaporkan bahwa adanya penurunan jumlah migrain mereka setiap bulan. Banyaknya Frekuensi rata-rata yang berkurang ialah 10, 4-4, 6 migrain setiap bulannya. Dan penelitian ini adalah penelitian yang pertama dengan menghubungkan ganja dengan kegiatan medis secara langsung untuk mengurangi frekuensi migrain, menurut para ilmuwan dari University of Colorado di Amerika Serikat.

Seorang penulis penelitian Dr. Laura Borgelt mengatakan, "ada peningkatan yang substansial bagi pasien dalam kemampuan mereka untuk merasa lebih baik."

"Seperti obat lainnya, ganja memiliki keuntungan potensial dan risiko yang potensial pula. Sangat penting bagi masyarakat yang menyadari bahwa menggunakan ganja dalam tindak medis juga dapat menimbulkan efek samping."

Para ilmuwan mencatat bahwa menghirup ganja menjadi cara favorit untuk mengobati migrain akut. Sementara untuk ganja yang dimakan membutuhkan waktu yang lebih lama agar dampaknya terasa di tubuh pasien. Sebagian besar pasien melaporkan bahwa adanya penurunan yang signifikan setiap bulannya. Hal ini belum diketahui bagaimana sebenarnya ganja dapat mengurangi migrain. Namun, para ilmuwan mengatakan bahwa reseptor cannabinoid yang ditemukan di dalam tubuh termasuk otak, jaringan ikat dan sistem kekebalan tubuh nampaknya memiliki reseptor yang mempunyai sifat anti-inflamasi dan penghilang rasa sakit. Cannabinoid juga dapat mempengaruhi neurotransmitter yang sama seperti serotonin dan dopamin.

Dr Borgelt mengatakan, "kami percaya serotinin berperan dalam sakit kepala migrain tapi kami masih berusaha untuk menemukan peran yang tepat dari cannabinoids dalam kondisi ini." Dr Borgelt juga menyebutkan ini adalah hasil yang sangat luar biasa, namun masih perlu dilakukan studi lebih lanjut. Selain itu studi ini akan sulit dilakukan karena undang-undang anti-narkoba milik pemerintah federal di Amerika Serikat.