Ibu Hamil Harus Lebih Berhati-hati dengan Virus Zika

By , Kamis, 21 Januari 2016 | 10:00 WIB

Masyarakat yang mempunyai rencana untuk bepergian ke Amerika Tengah dan Amerika Selatan, serta beberapa pulau di Karibia, baiknya harus mengambil tindakan pencegahan khusu terhadap gigitan nyamuk karena wabah virus Zika, penyakit langka yang sebelumnya mungkin terkati dengan cacat kelahiran yang serius. Khususnya, wanita hamil harus mempertimbangkan untuk menghindari wilayah yang dicurigai terkena wabah virus Zika, disarankan oleh U.S Centers for Disease Control and Prevention (CDC).

CDC pada hari Jumat lalu mengeluarkan sinyal "Level 2" untuk wilayah pariwisata di Brasil, Kolombia, Guyana, Guatemala, Honduras, Martinique, Mexico, Panama, Paraguay, Suriname, Venezuela dan Puerto Rico serta kepulauan Karibia, pulau Haiti dan Martinique. Sebuah pemberitahuan 'Level 2' berarti bahwa Amerika Serikat harus meningkatkan tindakan pencegahan sementara untuk sebuah perjalanan, dalam hal ini sebaiknya wanita hamil harus mempertimbangkan untuk tidak pergi .

Virus zika kemungkinan terkait dengan micriocephaly, dengan kecacatan serius yang menyebabkan kepala bayi dengan keadaan tidak normal berukuran kecil dan kemungkinan akan mengalami masalah pada masa pertumbuhannya. Itulah mengapa peringatan tentang perjalanan ini menyarankan para wanita hamil untuk mempertimbangkan membatalkan atau menunda perjalanannya atau setidaknya berbicara dahulu kepada dokter mereka tentang risiko dan mengambil langkah-langkah ketat untuk menghindari gigitan nyamuk ini.

Langkah-langkah ini termasuk menggunakan kemeja lengan panjang dan celana panjang , kemudian menggunakan pemberantas serangga dengan bahan aktif seperti DEET, picaridin dan IR3535 (yang dikatakan oleh CDC aman untuk ibu hamil dan menyusui dan anak-anak berusia 2 bulan). Selain itu, para turis juga menggunakan pemberatas serangga yang disebut permethrin dan tidur di dalam ruangan yang ber-AC, menurut CDC. Hal ini perlu dilakukan karena belum ada vaksin atau obat yang diketahui untuk menyembuhkan virus ini.

Zika selalu dikaitkan dengan demam, salah satu gejala penyakit yang ditularkan oleh nyamuk. Virus ini dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti. Virus zika juga dibawa oleh nyamuk Aedes albopictus. Virus zika pertama kali ditemukan pada tahun 1947, tapi karena penyakit ini sangat jarang dan gejala yang ringan, demam, nyeri sendi dan ruam, gejala ini dianggap tidak begitu berbahaya.

Namun pada tahun 2015, Brazil mengalami wabah yang meluas, dengan kurang lebih 1,3 juta kasus yang juga meningkat tajam pada bayi yang terlahir dengan microcephaly, yang dapat menyebabkan cacat mental seumur hidup, kejang dan komplikasi lainnya.

Antara tahun 2010 dan 2014 Brazil mempunyai jumlah sebanyak 156 bayi yang setiap tahunnya dengan microcephaly. Pada tahun 2015, jumlahnya meningkat menjadi lebih dari 3.000 bayi. Karena peningkatan yang sangat terasa itu, Pihak Kesehatan Brazil menyambungkan kelahiran tersebut dengan virus Zika. Para ahli kesehatan dari negara lain termasuk CDC, setuju dengan bukti yang kuat tersebut namun hubungan dengan penyakit ini belum dikonfirmasi.