Dinyatakan Punah, Katak Ini Ditemukan Kembali setelah 150 Tahun

By , Sabtu, 30 Januari 2016 | 09:00 WIB

Seekor katak aneh yang betelur dan meletakkan telur hingga menjadi berudu di dalampohon ditemukan kembali di bagian timur laut India setelah 150 tahun.

Katak ini telihat di alam liar pada tahun 1870, menurut Jordon katak pohon ini dikhawatirkan para ilmuwan punah sampai akhirnya mereka menemukan keberadaan katak ini dalam pencarian selama tiga tahun yang dimulai pada tahun 2007.

Memiliki panjang 20-inchi (50 centimeter) spesies ini pertama kali ditemukan di wilayah Darjeeling oleh seorang ahli zoologi asal Inggris Thomas Jerdon yang namanya dijadikan nama katak ini, Polypedates jerdonii.

Para ilmuwan mengamati bahwa katak in bersembunyi di tengah-tengah batang bambu berongga dan lubang pohon dimana ia meletakkan telur-telur mereka. Para betina menyimpan telur mereka di dalam cekungan pohon yang mempunyai genangan air. Ketika telur menetas, berudu-berudu ini jatuh kedalam air, para betina memberi berudu ini makanan sampai mereka berubah menjadi katak muda.

"DNA katak, perilaku makan aneh dan anatomi dari katak ini menunjukkan bahwa spesies ini merupakan perpecahan evolusi dari katak pohon," kata rekan penulis penelitian Ines Van Bocxlaer, dari Amphibian Evolution Lab di Vrije Universiteit Brussel, Belgia.

Seorang biologis dari University of Delhi, Sathyabhama Das Biju mempimpin ekspedisi ini. Di distrik East Khasi Hills yang berada di Meghalaya, tim menemukan berudu yang menandung 19 buah telur katak. "hal ini sagat membuktikan bahwa mereka secara alami makan telur dari Induk mereka," kata Biju yang memiliki julukan sebagai Frogman of India.

Seekor katak jantan jerdonii Frankixalus muncul dari lubang pohon. (SD Biju, National Geographic)

Ia menduga bahwa kunjungan betina kembali ke lubang pohon adalah untuk menjaga berudu mereka dengan telur-telurnya. Meskipun tim tidak mengamati tetes makanan ini, Biju mencatat bahwa betina memiliki sebuah keunikkan, ia mempunyai tabung tambahan untuk organ reproduksi mereka yang akan memungkinkan mereka untuk bertelur satu persatu.

"Kemungkinan lain, para betina berada tetap di sekitar sarang," kata Biju, pada penelitian yang muncul pada 20 Januari dalam jurnal PLoS ONE. "Dalam satu contoh, penelitan kami menemukan bahwa perempuan sedang mengandung berendam di dalam air."Sejak beberapa lubang untuk menaruh telur digunakan lebih dari seekor katak betina, sekelompok katak ini kemungkinan berbagi lubang tersebut untuk menjaga kebutuhan makan anak-anak mereka terepenuhi. Hal ini masih membutuhkan persetjuan dari peneliti ke depannya.

James Hanken, seorang kurator Herpetology dari Harvad University's Museum of Comperative Zoology, mengatakan dalam sebuah email bahwa cara induk mereka memberi makan kepada anak F.jerdonii sangat jarang daripada katak lainnya.

Ia menduga katak pohon Jerdon ini sudah terlewatkan oleh para ilmuwan sejak lama karena spesies ini tampaknya tidak ditemukan di tempat Jerdon menemukannya, mengingat daerah tempat tinggalnya sangat jarang di survei oleh para ahli biologi.

Bahkan, tim peneliti menemukan pula spesies yang tidak dikenal di sepanjang perbatasan timur laut India dan Cina yang kemungkinan masih berhubungan dengan genus Frankixalus.

Apakah katak ini dapat meletakkan telur mereka untuk makanan para bayi mereka, kita masih harus menunggu dan melihatnnya.