Sebuah Subjek legenda lokal, dengan berwarna misterius ruby koktail yang mengandung kadar alkohol yang tinggi ini, dapat menyebabkan halusinasi.
Pada siang hari, dua pintu besi zaman dahulu ini dengan nomor 10 Via Fratelli Calandra tertutup rapat. Tidak ada tanda-tanda lain selain grafiti yang melapisi jalanan tenang di Turin, Italia ini. Namun setelah pukul 10 malam (setiap malam kecuali malam senin ), dua buah lentera kecil menyala, dan salah sau jendela dari bangunan ini terbuka dan itulah sinyal bahwa Tamago Pub sudah buka.
Agak ironis memang, namun tempat ini adalah tempat di mana koktail dengan warna merah ruby yang disebut Tamago dan memiliki efek halusinogen yang berada dengan Palazzo Nuovo, salah satu bangunan utama dari University of Turin. Kalian bisa dengan mudahnya berjalan dari sebuah pusat akal sehat dan logika menuju sesuatu yang lebih menyerupai dunia miliki Alice in Wonderland dalam hanya hitungan menit. Beberapa murid, dan mereka yang akrab dengan dunia malam, sama-sama mencertiakan tentang minuman misterius yang sering digambarkan sebagai jawaban untuk Absinthe (minuman beralkohol italia yang terbuat dari daun-daunan seperti adas, fennel, apsintus, ketumbar, pala, juniper, dan hisop)Bar ini sangat kecil, dengan memiliki hanya beberapa meja dan kursi, lampu merah dengan aroma dupa yang terbakar semakin membangkitkan sifat mistis dari minuman Tamago.
Nama ini didapat dari seorang budak yang bangkit serta melawan pemiliknya pada tahun 1829 dalam novel Tamago hasil karya penulis Prancis Prosper Merimee. Menurut para siswa setempat , minuman ini terkenal dengan minuman dengan beralkohol tinggi dan akan menyebabkan efek yang kuat setelah itu.
"Tamago dibuat dari campuran tanaman dan root spirit dan ," ungkap Elena Di Lorenzo yang menciptakan koktail dan membuka pub ini sejak 36 tahun lalu dengan mendiang suaminya, Bosco. "Setelah kami berkeliling seluruh dunia, kami menemukan berbagai jenis tanaman yang berbeda dan akar yang digunakan menjadi bahan minuman untuk perayaan pernikahan, pemakaman dan acara lainnya. Setiap tanaman atau akar memiliki efek atau tujuan yang berbeda." Tamago dibuat dari campuran akar dan tanaman Afrika, warna merah yang didapatkan ini berasal dari daun rosella, yang menurut Di Lorenzo meningkatkan rasa euforia dan keinginan untuk menari.
"Secara teori, Kalian harus meminum setengahnya dari satu tegukkan, hal ini juga bukan halusinasi, efek yang terjadi bergantung pada bagaimana tubuh kita bereaksi terhadap minuman tersebut. Minuman ini juga tidak terbuat dari alkohol murni," kata Di Lorenzo.
Tamago disajikan dengan es dan irisan lemon. Saat pertama kali mengendus minuman ini, Tamago ini beraroma seperti bensin. Hanya dengan satu tegukan, tenggorokkan terasa terbakar, panas. Namun ketika sudah menghabiskan setengah cangkir dari koktail ini, efek yang dirasakan ialah pada pergelangan tangan yang menjadi semakin hangat, dan kemudian menyebar ke lengan dan seluruh tubuh si peminum.
Meskipun mengandung 85% alkohol, Tamago bukanlah minuman terkuat di Pub milik Di Lorenzo. "inilah saudara tamago yang lebih besar, Devasto (memiliki arti menghancurkan)," kata Rafael, seorang bartender di Pub ini. Ternyata semua koktail yang berada di tempat ini harus diminum dengan hormat dan rendah hati. Jika kalian berani menantang minuman ini dengan arogan, maka kalian yang akan 'membayar' balasannya sendiri.