WHO : El Nino Ancam Kesehatan 60 Juta Orang

By , Selasa, 26 Januari 2016 | 18:00 WIB

Fenomena cuaca El Nino yang muncul menjelang akhir tahun lalu, diperkirakan akan mencapai puncaknya bulan ini, dan kemudian mulai untuk berhembus sampai Maret dan April. Jum’at (22/1) lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa sebagai konsekuensi, kemungkinan besar El Nino memperburuk kesehatan sekitar 60 juta orang yang akan terkena efek penuh selama tahun 2016.

El Nino, terjadi saat suhu laut yang luar biasa panas di Pasifik khatulistiwa tengah dan timur, menghasilkan kekeringan ekstrim dan kekurangan air akut di beberapa bagian dunia, dan hujan deras dan banjir di bagian dunia lain.

Orang-orang di ujung Afrika, Afrika selatan dan timur, Pasifik Selatan, Amerika Tengah dan Asia Selatan cenderung memiliki efek paling parah dari kondisi cuaca ekstrim ini. WHO mengatakan tujuh negara - Tanzania, Kenya, Chad, Somalia, Nikaragua, Honduras, dan Peru - akan berada pada ancaman terbesar.

Rick Brennan, direktur manajemen risiko dan tanggap darurat kemanusiaan WHO, mengatakan El Nino memiliki berbagai potensi dampak pada kesehatan manusia. Mulai dari kekurangan gizi, hingga penyakit menular  serta gangguan pelayanan kesehatan. Dan, sekali lagi, yang paling rentan tentu saja Negara-negara miskin, para orang tua, dan anak-anak.

Brennan mengatakan kekeringan yang terkait dengan El Nino, dapat meningkatkan angka gizi buruk dan menyebabkan kematian anak. Dia mengatakan kekurangan air akut dapat mengganggu layanan sanitasi dan kebersihan, menyebabkan infeksi seperti penyakit diare dan kudis.

Di sisi lain, ia melanjutkan bahwa hujan lebat dapat meningkatkan risiko penyakit seperti malaria dan demam berdarah. Dia mengatakan jika banjir dapat membunuh dan melukai orang, serta merusak infrastruktur vital.

Brennan mengatakan negara-negara dapat mengambil sejumlah langkah untuk mempersiapkan El Nino dan membatasi konsekuensi kesehatan. Termasuk tindakan pengendalian penyakit, seperti vaksinasi anak-anak yang kekurangan gizi terhadap campak.

Ia mengatakan negara-negara harus meningkatkan layanan kesehatan untuk mencoba mengendalikan penyakit menular, dan mencegah penyebaran malaria, demam berdarah dan lain-lain. Dia mengatakan sistem pengawasan untuk mendeteksi wabah penyakit dini harus ditingkatkan, tindakan begitu cepat dapat diambil untuk menanggulangi mereka.