Indonesia menjadi rumah bagi hutan hujan tropis, lahan gambut dan hutan bakau yang mengandung stok karbon tinggi. Hutan-hutan ini juga merupakan sumber keanekaragaman hayati bagi berbagai spesies penting. Kekayaan alam dan keanekaragaman hayati yang melimpah merupakan harta yang tak ternilai bagi Indonesia.
Dengan modal alam tersebut, Indonesia berpotensi besar untuk mengembangkan sektor pariwisata berbasis ekologis (ekowisata). Ekowisata merupakan konsep pengembangan pariwisata yang berkelanjutan dengan tujuan mendukung pelestarian alam dan budaya serta meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sehingga memberikan manfaat ekonomi kepada masyarakat lokal.
Ekowisata memberikan keuntungan ganda karena mengedepankan aspek konservasi lingkungan, edukasi serta pemberdayaan sosial. Itulah sebabnya, Lestari, sebuah program yang bernaung di bawah USAID mengusung ekowisata sebagai salah satu upaya untuk melestarikan alam Indonesia dan mengurangi emisi gas rumah kaca.
(Baca juga: Lindungi Hayati Indonesia dengan Ekowisata)
“Ekowisata jadi kunci yang efektif bagi konservasi,” ujar Chief of Party Lestari, Reed Merrill seusai Seminar Nasional Ekowisata, Kamis (28/1).“Ekowisata juga menjadi pintu masuk bagi perekonomian masyarakat setempat,” imbuhnya.
Di Indonesia, ada beberapa kawasan yang telah berhasil dikembangkan menjadi destinasi ekowisata. Salah satunya ialah Ekowisata Mangrove Karangsong yang berada di pesisir Karangsong, Indramayu, Jawa Barat. Bermula dari penanaman mangrove yang dilakukan oleh Pertamina bersama kelompok masyarakat setempat, kawasan hijau di pesisir Karangsong dikembangkan menjadi ekowisata untuk menyokong ekonomi masyarakat di sekitarnya. Ketika masyarakat setempat telah menerima manfaat ekonomi dari keberadaan ekowisata, dengan sendirinya mereka akan berusaha menjaga dan melestarikan daerah tersebut.
(Baca juga: Mengintip Geliat Ekowisata Mangrove Karangsong)
Melalui ekowisata, wisatawan diajak untuk berwisata dengan cara-cara yang ramah lingkungan. Wisatawan juga diedukasi untuk turut bertanggung jawab terhadap kelestarian alam dan keanekaragaman hayati.
Proses pengembangan sebuah kawasan menjadi ekowisata memang tidak mudah. Diperlukan pengelolaan kolaboratif dan berkesinambungan yang melibatkan pemerintah, masyarakat setempat serta pihak-pihak terkait lainnya.