Dokter gigi telah mengeluarkan pernyataan bahwa obsesi mengambil foto narsis memicu kenaikan dismorfik gigi.
Dismorfik adalah gangguan kejiwaan dimana seseorang merasa risau secara berlebihan dan disibukkan dengan cacat/kekurangan yang dirasakan dalam ciri fisiknya.
Ahli bedah mengatakan mereka melihat peningkatan jumlah orang yang ingin memperbaiki apa yang salah mereka percaya sebagai ‘gigi kuda'. Orang-orang tidak menyadari bahwa ponsel mereka menciptakan foto terdistorsi. Padahal, di kehidupan nyata, gigi mereka baik-baik saja.
Tim Bradstock-Smith, direktur klinis London Smile Clinic, mengatakan, "Masalahnya, ketika selfie gambar diambil dari jarak cukup dekat, sehingga gambar dapat terdistorsi.
"Gigi sering terlihat lebih menonjol daripada di kehidupan nyata dan tampak seperti “gigi kuda,” ujarnya.
Ia menambahkan, karena gigi berada di tengah gambar, orang semakin terdorong untuk membuat mereka terlihat lebih bagus.
Bradstock-Smith mengatakan bahwa selfie menjadi cara paling poluler bagi wanita untuk mengapresiasi penampilannya. Selain itu juga digunakan untuk memperlihatkan bagaimana mereka mengaplikasikan make up mereka dalam gerakan.
“Dua gigi depan terlihat lebih baik jika dominan di antara lainnya,” kata Bradstock-Smith.
“Itu membuat sebuah ‘kurva senyum’ yang benar-benar bernilai estetik tinggi, natural, feminin dan tampak muda,” lanjutnya.
Namun, jika anda mengambil foto selfie terlalu dekat, foto bisa terdistorsi dan memperbesar ukuran dua gigi depan.
Bradstock-Smith menuturkan, “Dalam lima tahun terakhir, terdapat 30 persen peningkatan jumlah pasien yang mengirimkan foto selfie kepada kami melalui website dengan kekhawatiran tentang tampilan gigi depan mereka. namun ketika pasien datang sendiri, seringkali gigi tidak terlihat buruk sama sekali.”
Untuk mengambil foto selfie terbaik, disarankan agar Anda menggunakan ‘tongkat narsis’(tongsis) untuk mencapai jarak ekstra atau memperpanjang lengan Anda sejauh mungkin, atau menggunakan zooming yang tak berlebihan.