Rusa Kutub yang Memiliki Kaitan dengan Dinosaurus

By , Minggu, 7 Februari 2016 | 14:00 WIB

Sebuah fosil rusa kutub aneh telah ditemukan dengan memiliki tengkorak kepala berongga yang berbentuk seperti terompet.

Penggalian baru-baru ini menemukan sebanyak enam buah tengkorak Rusingoryx muda hingga dewasa dan lebih lengkap daripada penemuan sebelumnya. "Pertama kali saya melihat tengkorak mereka yang memiliki rahang yang benar-benar turun," kata ahli paleontologis Haley O'Brien dari Ohio University. Penelitian ini didukung oleh National Geographic Society untuk Penelitian dan Eksplorasi.

Penemuan fosil yang tidak lengkap sebelumnya menyebabkan para ahli paleontologi menduga Rusinggoryx memiliki semacam belalai yang sama dengan belalai tapir, namun penemuan tengkorak baru kal ini menunjukkan bahwa mamalia ini memiliki kubah/punuk hidung yang tinggi di depan matanya. Dan punuk tersebut berongga yang membungkus dan mengelilingi bagian hidung.

baca juga : Kerangka Dinosaurus Menggemaskan Ditemukan

"Tidak ada binatang yang hidup dengan memiliki keadaan hidung seperti ini," kata O'Brien, kecuali pada beberapa fosil. Dari bagian luar dan dalam, hidung Rusingoryx memiliki bentuk rongga hidung milik 'duckbiled' dinosaurus Corythosaurus dan Lambeosaurus yang hidup pada sekitar 75 tahun yang lalu. "Kedua kelompok ini pada dasarnya mendorong napas mereka ke puncak hidung mereka yang terbentuk dari tulang mereka sendiri."

Tengkorak kepala Rusingoryx yang memiliki sebuah punuk/jambul yang langsung menyatu dengan hidungnya. (Haley O'Brien/nationalgeographic.com)

Ahli paleontologi lainya hanya terkejut. Seorang ahli paleontologi dari Royal Ontario Museum, David Evans yang juga merupakan seorang ahli Hadrosaurus, mengatakan bahwa ia 'terpesona' dengan tengkorak Rusingoryx dan "kemripan antara Rusingoryx dan beberapa dinosaurus dengan jambul berongga memiliki struktur hidung yang benar-benar mencolok."

Pertanyaan besar yang selalu dihadapi oleh para ahli paleontologis ketika mereka menemukan sebuah struktur aneh apakah ada atau tidak fungsi dari struktur yang aneh tersebut, dan apa fungsi tersebut. Salah satu pemikiran awal O'Brien adalh ia mengataka bahwa perluasan hidung dari Rusingoryx akan lebih baik pada udara dingin dan hangat yang masuk. Seluruh mamalia memiliki beberapa kemampuan untuk melakukan hal semacam ini, bahkan manusia, hal ini terjadi karena adanya tulang yang disebut dengan turbinates yang dapat meningkatkan perluasan permukaan di dalam hidung. "Mengingat bahwa Rusingoryx tinggal di daerah gurun yang lebih panas dan kering daripada yang kita miliki saat ini, sepertinya sangat mungkin bahwa hidung dari mamalia ini adalah sebuah pendingin, namun anatomi ini belum dapat mewakili kesimpulan ini," kata O'Brien.

baca juga : Temuan Pembalseman dengan Madu dari Situs Zaman Perunggu

Apabila digunakan untuk berkelahi adalah salah satu kemungkinan lain, terutama karena seekor herbivora berkuku seperti bison hingga domba dengan tanduk besar, sudah biasa menyeruduk antar kepala. Namun mamalia tersebut memiliki tengkorak dan tanduk yang ekstra tebal namun Rusingoryx tidak. "Tulang tengkorak Rusingoryx sangat tipis, jadi apabila hewan ini memang menggunakan tanduk mereka untuk hal semacam itu sepertinya akan menjadi ide yang benar-benar berbahaya."

"Kami juga membandingkan dengan perilaku umum dari hewan berkuku genap lainnya, banyak herbivora berkuku genap memiliki perilaku dengan cara memodulasi sistem vokal mereka dengan membuat sebuah suara yang melengking dan menggeram. Dan tampaknya ini menjadi salah satu perilaku yang paling cocok dengan perilaku Rusingoryx dan model anatominya yang sesuai dengan hipotesis."

Jadi kira-kira seperti apa suara yang dihasilkan oleh Rusingoryx? dari lingkaran hidung, O'Brien mengatakan bahwa, "Kami memperkirakan frekuensi antara 250 dan 750 hertz, yang tidak terlalu tendah, namun juga tumpang tindih dengan frekuensi sonik vuvuzela." Itu berarti kawanan Rusingoryx mungkin terdengar seperti suara seluruh fans di dalam stadion Piala dunia Afrika Selatan.

baca juga : Tengkorak Bajak Laut Usia 16 Abad Ditemukan di bawah Halaman Sekolah di Skotlandia