Manusia Konsumsi Kura-kura Sejak 400.000 Tahun Lalu

By , Minggu, 7 Februari 2016 | 20:00 WIB

Tim arkeolog di Israel menemukan bukti tulang kura-kura masa Pleistosen Tengah (420.000 hingga 300.000 tahun yang lalu) di situs gua Qesem. Penemuan ini menunjukkan bahwa manusia purba mengkonsumsi kura-kura di samping perburuan hewan besar dan bahan nabati.

Tim yang dipimpin oleh Dr Ruth Blasco dari Tel-Aviv University Institute of Archaeology di Israel dan Centro Nacional de Investigacion Sobre la Evolucion Humana di Spanyol, menemukan spesimen kura-kura memenuhi seluruh gua pada tingkat yang berbeda, yang menunjukkan bahwa mereka dikonsumsi pada masa manusia awal.

Fosil yang ditemukan mengungkapkan tanda mencolok yang mencerminkan metode yang digunakan manusia untuk memproses dan mengkonsumsi kura-kura.

"Kami menemukan bahwa kerusakan hominid pada spesimen kura-kura besar dari gua Qesem tidak biasa, dan bahwa bukti seperti tanda potong, tanda perkusi dan pola yang konsisten dari pembakaran mengindikasikan adanya urutan pengolahan, "kata Dr. Blasco dan rekan dalammakalh yang diulas dalam jurnal Quaternary Science.

Menurut tim, manusia Qesem memburu hewan menengah dan besar seperti kuda liar, rusa fallow dan ternak. Panganan ini tersedia dalam jumlah besar lemak dan daging, yang memasok kalori yang diperlukan untuk kelangsungan hidup manusia. Sampai saat ini, diyakini bahwa hanya Homo sapiens yang menikmati jenis makanan sayuran dan hewan besar dan kecil.

"Dalam beberapa kasus dalam sejarah, kita tahu bahwa binatang yang bergerak lambat seperti kura-kura digunakan sebagai makanan diawetkan," kata Dr Blasco.

"Mungkin penduduk Qesem itu hanya memaksimalkan sumber daya lokal mereka. Dalam setiap kasus, penemuan ini menambah dimensi baru yang penting untuk pengetahuan, kemampuan dan mungkin rasa preferensi orang-orang ini. "

Bukti baru juga menunjukkan kemungkinan mengenai pembagian kerja di gua Qesem.

"Menurut tanda, sebagian besar kura-kura dipanggang di tempurung. Dalam kasus lain, jika cangkangnya rusak maka akan dibantai menggunakan alat-alat batu,"kata anggota tim, Prof. Ran Barkai, juga dari Tel-Aviv University Institute of Archaeology.

"Manusia jelas menggunakan api untuk memanggang kura-kura. Tentu saja mereka fokus pada perburuan yang lebih besar, tetapi mereka juga menggunakan sumber-sumber tambahan makanan, seperti kura-kura, yang berada di sekitarnya,"pungkas Barkai.