Birunya Pantai Lalos, Pesona Tersembunyi Toli-toli

By , Minggu, 24 April 2016 | 18:00 WIB

Jika Anda menginjakkan kaki ke Celebes (Sulawesi), coba sempatkan bertandang ke Toli-toli. Toli-toli merupakan salah satu kota kabupaten di Sulawesi Tengah yang seringkali disebut kota Cengkeh. Tentu saja sebutan itu bukan tanpa alasan, Toli-toli dikenal sebagai penghasil Cengkeh. Bahkan, di pusat kota Toli-toli dibangun sebuah tugu Cengkeh, mengukuhkan gelar tersebut.

(Baca : Mencicipi Ambal, Pizza ala Kota Cengkeh)

Iklim Sulawesi yang hangat berbanding terbalik dengan keadaan Toli-toli. Sejauh mata memandang, kita akan disajikan perpaduan lanskap bukit-bukit, gunung, sawah, pantai, hingga lautan lepas. Hal ini dikarenakan Toli-toli terletak di bibir pantai.

Pariwisata andalan Toli-toli sudah tidak diragukan lagi adalah pantainya. Salah satu pantai yang dibanggakan masyarakat Toli-toli adalah Lalos. Pantai Lalos terletak di kecamatan Galang. Jika Anda melakukan perjalanan dari pusat kota Toli-toli, maka dibutuhkan waktu sekitar 20 menit menuju pantai Lalos. Tenang saja, selama perjalanan tersebut Anda akan tetap menikmatinya karena akan disuguhi pemandangan indah sepanjang perjalanan.

Sayangnya, belum ada angkutan umum yang beroperasi melayani rute ke pantai Lalos, namun Anda dapat menyewa angkutan umum dengan tarif Rp50.000 – Rp100.000. Pantai Lalos justru lebih mudah diakses setiba anda di Toli-toli dengan pesawat, karena letaknya tak jauh dari Bandara Sultan Bantilan yang hanya membutuhkan waktu lima hingga tujuh menit.

Hempasan ombak biru nan pelan membuat Lalos seringkali dikecipaki pengunjungnya. Anak-anak berlarian riang, para orang tua yang berteduh mengawasi dari jauh, muda-mudi bermain air menciprati satu sama lain, bahkan para perenang dan penyelam terlihat di tengah-tengah pantai. Lalos sungguh tepat menjadi tujuan bersantai di akhir pekan.

Gazebo di sepanjang pantai Lalos (K.N Rosandrani / National Geographic Indonesia)

Sepanjang pantai Lalos tersedia gazebo-gazebo yang disewakan mulai dari harga Rp30.000 – Rp100.000. Gazebo tersebut dikelola oleh warga setempat mulai dari yang sederhana hingga tertutup layaknya resort pribadi.

“Kalau lagi libur begini biasanya ramai, di hari biasa tidak ramai, kecuali libur panjang,”kata Mukhlis, seorang pengunjung yang juga warga di daerah Galang kepada NGI. Mukhlis sedang menunggui tiga temannya yang sedang berada di tengah laut. Ia mengatakan bahwa teman-temannnya sedang snorkeling

Tak berapa lama ketiga temannya kembali. Salah satu teman Mukhlis bercerita jika di bawah pantai Lalos dapat dijumpai terumbu karang, hanya saja saat itu kondisi air laut sedang keruh, sehingga tidak nampak. Kedalaman terumbu karang mencapai empat hingga enam meter.

Senja di pantai Lalos (K.N Rosandrani/National Geographic Indonesia)

Saat senja menjelang, pantai Lalos menawarkan pemandangan senja yang indah. Selain matahari terbenam, jingganya langit, dan pantai yang memancarkan bias senja, saat itu juga Lalos dikelilingi perahu para nelayan yang sedang bekerja, meramaikan lanskap di penghujung hari.