Lebih Banyak Wanita Daripada Pria yang Dimakamkan di Stonehenge

By , Kamis, 25 Agustus 2016 | 08:00 WIB

Sisa-sisa fosil 14 wanita yang semasa hidupnya diyakini sebagai orang penting dan berstatus sosial tinggi telah ditemukan di Stonehenge, monumen prasejarah ikonik di Wiltshire, Inggris.

Dalam jurnal British Archaeology dilaporkan bahwa penemuan ini, bersama dengan penemuan lainnya, mendukung teori bahwa Stonehenge berfungsi sebagai pemakaman kremasi bagi para pemimpin dan orang penting lainnya.

Selama penggalian baru-baru ini, lebih banyak perempuan daripada laki-laki ditemukan terkubur di Stonehenge, sebuah fakta yang bisa mengubah pandangan saat ini.

"Dalam hampir setiap penggambaran Stonehenge oleh seniman dan TV kita melihat banyak laki-laki, laki-laki yang memiliki peran, dan sedikit atau tidak ada perempuan," ujar arkeolog Mike Pitts, yang juga merupakan editor di British Archaeology dan penulis buku Hengeworld.

"Arkeologi sekarang menunjukkan bahwa sejauh penguburan berjalan, wanita lebih menonjol di sana dibanding laki-laki. Hal ini bertentangan dengan gundukan pemakaman sebelumnya, di mana laki-laki tampaknya lebih menonjol."

Pitts menambahkan, “Siapapun yang dimakamkan di Stonehenge nampaknya merupakan orang-orang istimewa: keluarga berstatus sosial tinggi, memiliki keterampilan atau pengetahuan khusus, pemimpin ritual atau politik."

Penggalian baru-baru ini difokuskan pada apa yang dikenal sebagai Lubang Aubrey 7, salah satu dari 56 lubang kapur yang digali di luar dari lingkaran batu dan berasal dari fase paling awal Stonehenge, di akhir milenium keempat dan awal milenium ketiga SM.

Christie Willis dari University College London Institute of Archaeology yang bekerja pada proyek penggalian  menegaskan bahwa sisa-sisa tulang belulang setidaknya milik 14 perempuan dan sembilan laki-laki dewasa ditemukan di situs itu. Serangkaian tes, seperti CT scan, diperlukan untuk mempelajari fosil, mengingat bahwa sebelumnya jenazah telah dikremasi.

Penanggalan radiokarbon dan analisis lainnya dari semua penguburan yang dikenal di Stonehenge mengungkapkan bahwa penguburan-penguburan tersebut berlangsung di beberapa episode, dari sekitar 3100 SM hingga 2140 SM.

Selain tulang belulang, arkeolog juga menemukan sebuah jepit dari tulang panjang, yang dianggap sebagai jepit rambut, serta kepala gada yang terbuat dari gneiss—batu bergaris ang dikaitkan dengan transformasi.