Sebuah studi baru menunjukkan bahwa orang-orang yang memiliki kebiasaan minum kopi secara teratur dapat terlindungi dari melanoma ganas, penyebab utama kematian akibat kanker kulit di Amerika Serikat.
Dalam studi yang diterbitkan dalam Journal of the National Cancer Institute tersebut, terungkap bahwa orang yang minum empat atau lebih cangkir kopi sehari memiliki resiko melanoma 20 persen lebih rendah dibanding peminum non-kopi.
Tapi tentu saja, temuan tersebut tidak memberikan jaminan bahwa orang yang rutin minum kopi bisa menghabiskan waktu sehari-hari menikmati matahari tanpa tabir surya dan tetap terbebas dari ancaman kanker kulit.
“Cara terbaik untuk mencegah kanker kulit tetap menghindari paparan sinar matahari dan radiasi ultraviolet,” kata peneliti Erikka Loftfield, mahasiswa doktoral di Yale School of Public Health dan di National Cancer Institute.
Studi sebelumnya telah memberi petunjuk bahwa ada kaitan antara mengkonsumsi kopi dengan penurunan tingkat kanker kulit nonmelanoma. Melanoma berasal dari sel pigmen di kulit yang disebut melanosit. Menurut National Cancer Institute, 76.100 kasus baru didiagnosis di Amerika Serikat pada tahun 2014, dan 9710 orang meninggal karena penyakit ini.
Dalam studi ini, para peserta melaporkan konsumsi kopi mereka serta faktor-faktor lain yang mungkin mempengaruhi risiko kanker, termasuk olahraga, asupan alkohol dan indeks massa tubuh. Untuk memperkirakan paparan UV yang diterima oleh peserta, para peneliti menggunakan data NASA tentang jumlah sinar matahari di kampung halaman masing-masing peserta.
Setelah peneliti mengontrol faktor-faktor lain, minum kopi ternyata menguntungkan: Ada 55,9 kasus melanoma tahunan per 100.000 orang di antara mereka yang minum setidaknya empat cangkir kopi sehari. Di sisi lain, terdapat 77,64 kasus per tahun per 100.000 orang di antara orang-orang yang tidak minum kopi, tulis para peneliti.
Temuan ini secara khusus berlaku untuk kopi berkafein, bukan tanpa kafein. Ada kemungkinan bahwa kafein itu sendiri bisa menjadi faktor penangkal, tapi bisa juga ada beberapa senyawa lain di dalam kopi yang melindungi tubuh dari kanker melanoma, yang jumlahnya lebih banyak di kopi berkafein daripada non-kafein. Loftfield mencatat kurangnya hubungan dengan kopi tanpa kafein bisa saja terjadi karena kebetulan.
Peneliti berencana untuk melihat bukti dari efek perlindungan ini di kelompok orang yang lain. Loftfield memperingatkan bahwa penelitian ini sifatnya terbatas. Peneliti tidak mengetahui kebiasaan paparan sinar matahari terhadap responden, atau warna kulit mereka (orang yang pigmennya lebih sedikit dan berbintik-bintik lebih rentan terhadap melanoma). Juga belum jelas apa kandungan kopi yang bisa membantu menyelamatkan kulit.