Berlari Mengenal Bandara El Tari

By , Minggu, 14 Februari 2016 | 11:00 WIB

Sebuah gelaran lari yang mengajak masyarakat menikmati sisi kota Kupang sekaligus lebih dekat dengan Bandara terbesar di NTT, El Tari. Acara yang diselenggarakan oleh Angkasa Pura 1 ini merupakan salah satu upaya untuk ikut mempromosikan potensi-potensi wisata di NTT.

Pada acara yang diselenggarakan 13 Februari 2013 ini, para peserta dilepas oleh Gubernur NTT, Frans Lebu Raya, President Director Angkasa Pura I Sulistyo Wimbo Hardjito, Ketua Komisi V DPR-RI Fary Djemi Francis, serta Komandan Pangkalan Udara El Tari Jorry Soleman Koloay. 

"Ajang ini digelar untuk mempromosikan potensi pariwisata di wilayah Indonesia, khususnya di NTT. Bandara El Tari merupakan salah satu satu pintu masuk untuk mengeksplorasi keindahan surga bahari seperti Pulau Alor, Rote, hingga Labuan Bajo. Melalui event ini kami turut mendukung promosi pariwisata daerah”, imbuh Wimbo Hardjito.

Para peserta Airport Run Series mulai berlari dari Bandara El Tari yang rindang lalu mengitari kawasan luar bandara sambil sedikit memanjakan mata dengan pemandangan disekitarnya.

"Agak panas sih tapi trik aja, larinya dibawah pohon karena pinggir-pinggirnya masih ada pohon," ungkap Rini Budiarti, pelari dari DKI Jakarta

Terdapat 3 kategori dalam acara ini yaitu 2,5K, 5K dan 10K. Uniknya pada kategori 2,5K tak hanya kecepatan yang dilihat tapi juga keunikan kostum, maka tak heran jika melihat pelari degan aneka macam kostum seperti kostum parade.

Fitriyani Aspar, berlari dengan menggunakan kostum unik perpaduan berbagai budaya. (Yhusanti Pratiwi)

Untuk kategori lari 2,5 kilometer, pemenang untuk kostum terunik (unique dress) adalah Fitriyani Aspar yang berlari memakai kain tenun Rote dilengkapi dengan sayap burung. Sedangkan kostum bernuansa bandara (airport dress) dimenangkan oleh Meybi Tumbel yang berlari memakai baju Pemadam Kebakaran lengkap dengan masker, tabung pemadam kebakaran serta Ti’i Langga, topi khas Rote sebagai identitas budaya.

Dari kategori lari 5K putra, Abdul Haris dari Jawa Barat, diikuti Hamdan Sayuti (Sumatera Barat) dan Difta (NTT) muncul sebagai pemenang. sedangkan kategori 5 kilometer putri, juaranya adalah Abigail Dwi Setiadi (Jawa Barat), yang berada di depan Delvita Bakurun (NTT) dan Norviana (NTT). Pada pencapaian ini telah terlihat potensi para pelari muda NTT. Mereka yang naik podium berhak membawa pulang hadiah senilai Rp10 juta (Juara I), Rp7,5 juta (Juara II), dan Rp5 juta (Juara III).

Para Jawara dari kategori 10K Puteri. Juara pertama putri diraih oleh Rini Budiarti dari DKI Jakarta (Yhusanti Pratiwi)

Agus Prayogo dari Jawa Tengah tampil sebagai Juara I kategori 10K putra dan berhak membawa hadiah uang tunai Rp20 juta. Disusul Nursadio (Jawa Tengah) dan Atjong Tio (Jawa Timur), yang masing-masing berhak atas uang tunai Rp15 juta dan Rp10 juta. Di kategori 10 kilometer putri, pelari Rini Budiarti (DKI Jakarta) menjadi yang tercepat, disusul oleh Olivia Sadi dan Afriana Paijo, yang merupakan pelari-pelari dari NTT.

Airport Run Series merupakan gebrakan yang dibuat Angkasa Pura 1 selaku pengelola bandara untuk memberikan perhatian kepada kawasan sekitar bandara. Selain Kupang, Airport Run Series telah diselenggarakan di beberapa kota seperti Solo (Desember), Lombok (Januari) dan rangkaian Airport Run Series ini akan ditutup di Manado pada 19 Maret mendatang.