Kenali Sindrom Savant, Disebut Idiot tapi Punya Kecerdasan Istimewa

By , Minggu, 21 Februari 2016 | 19:00 WIB

Pernahkah Anda bertemu dengan orang yang memiliki keterbelakangan mental, tapi khusus di bidang matematika, dia menunjukkan kemampuan yang menakjubkan? Jika ya, bisa jadi orang tersebut mengidap sindrom savant.

Seperti Ruslan Yusuf dari Makassar. Beberapa hari ini, kemampuan berhitungnya yang luar biasa ramai diberitakan media massa dan diperbincangkan netizen. Pria berusia 25 tahun yang akrab disapa Ulcok itu bisa dengan mudah menjawab penambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian berturut-turut tanpa kalkulator. Padahal, ia berhenti sekolah sejak kelas 3 SD. Sindrom savant terjadi ketika seseorang dengan kecerdasan di bawah normal, menampilkan bakat khusus atau kemampuan istimewa dalam bidang tertentu.

Anak-anak dengan sindrom savant kerap disebut sebagai idiot, terbelakang, atau autis. Ini adalah sebutan yang sangat negatif. Sindrom savant sering dikaitkan dengan autisme, sehingga timbullah istilah savant autitistic.

Orang yang diduga memiliki sindrom savant, pertama kali disebut dalam sebuah jurnal psikologi Jerman pada 1751. Istilah savant sendiri pertama kali digunakan pada tahun 1887 oleh J. Langdon Down (dokter yang nama belakangnya dipakai untuk mendeskripsikan kondisi down syndrome).

Savant berasal dari kata Prancis savior yang artinya 'mengetahui', yang merujuk kepada kemampuan otak yang dimiliki oleh pengidap sindrom ini. Sindrom ini termasuk sindrom yang amat langka.

Umumnya, pengidap sindrom Savant ditandai dengan beberapa ketidakmampuan fisik atau mental, tetapi memiliki kemampuan yang luar biasa dalam bidang tertentu. Contohnya, ada seorang Savant yang tidak bisa makan sendiri, tidak bisa mengikat tali sepatunya, bahkan tidak bisa berbicara dengan baik, tapi mereka memiliki kelebihan luar biasa di bidang lain. Sindrom savant sering juga disebut sindrom sarjana.

Anak-anak dengan sindrom savant memiliki bakat atau keterampilan yang luar biasa di aspek tertentu, seperti kemampuan untuk memroses hitungan matematika dengan kecepatan yang fenomenal.

Keterampilan Savant dapat terjadi di bidang yang berbeda, di antaranya adalah musik, seni visual, dan matematika.

Para ahli percaya, bahwa keterampilan paling umum yang ditunjukkan oleh anak-anak dengan savant adalah memori mereka yang luar biasa, misalnya menghapal banyak sekali data statistik olahraga, jumlah penduduk, dan data sejarah atau biografi.

Terapi

Sindrom savant bukan suatu penyakit, sehingga tidak perlu diobati. Gangguan atau keterbatasan yang menyertai sindrom inilah yang harus ditangani. Diyakini, memanfaatkan bakat khusus anak dengan sindrom savant, dapat membantu mengatasi gangguan perkembangan yang dialami mereka.

Pencegahan

Belum ada cara yang diketahui dapat mencegah sindrom savant. Meski, beberapa ahli menduga adanya keterkaitan sindrom savant dengan autisme. Tapi, hingga saat ini belum diketahui pasti penyebab sindrom savant.