Zat Kimia Teridentifikasi pada Gajah Mati di Aceh

By , Senin, 22 Februari 2016 | 08:00 WIB

Penyebab kematian gajah sumatera di Aceh terungkap. Berdasarkan hasil identifikasi dan otopsi oleh tim medis Badan Konservasi Sumber Daya Alam Aceh, gajah liar itu mati karena keracunan akibat makan pupuk.

"Kami menemukan zat kimia dalam tubuh gajah. Kesimpulan sementara, gajah itu mati karena keracunan setelah memakan pupuk," kata Kepala Badan Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Aceh Genman Suhefti Hasibuan saat dihubungi dari Banda Aceh, Sabtu (20/2/2016).

Berdasarkan fakta yang ditemukan di lapangan, kuat dugaan gajah tersebut mati bukan karena dibunuh, namun kecelakaan. "Tidak ada unsur kesengajaan. Tak jauh dari bangkai gajah terdapat gubuk petani, karung pupuk acak-acakan," kata Genman.

Sebagaimana diberitakan, seekor gajah sumatera jantan berusia belasan tahun ditemukan tak bernyawa di kawasan perkebunan warga di Desa Bergang, Ketol, Aceh Tengah, Aceh. Diperkirakan hewan mamalia itu mati tiga hari lalu. Saat ditemukan, gading gajah sepanjang 20 sentimeter masih utuh. Warga melaporkan penemuan gajah kepada perangkat desa. Kemarin, tim dari BKSDA dan kepolisian langsung melakukan identifikasi penyebab kematian gajah itu.

Gajah biasanya memakan tanaman. Diperkirakan gajah itu terpancing memakan pupuk karena dalam pupuk terdapat rasa asin. Setelah memakan pupuk, tubuh gajah menjadi panas. Bila ketahanan tubuh tidak kuat, hewan itu bisa mati.

Kendati demikian, pihaknya tetap melakukan penyelidikan sampai mendapatkan kesimpulan terakhir. "Penyelidikan selanjutnya dilakukan oleh kepolisian," kata Genman.

Populasi merosot

Populasi gajah terancam merosot seiring banyaknya gajah yang ditemukan mati, baik karena diburu, diracun, maupun disetrum. Menurut Genman, perburuan dilakukan untuk mengambil gading. Adapun gajah yang mati karena diracun biasanya dilakukan oleh warga yang berkonflik dengan gajah.

"Biasanya ada petani yang berkonflik karena kebunnya dirusak gajah. Kemudian dia meracuni gajah, tapi tujuannya bukan untuk mengambil gading," kata Genman. Di Aceh, kematian gajah lebih banyak karena konflik dengan petani. Pada bulan November 2015 dua gajah mati diracun dan disetrum.

Untuk menyelamatkan gajah, BKSDA mendirikan conservation response unit (CRU). Saat ini sudah ada lima CRU di Aceh, yaitu di Kabupaten Aceh Jaya, Pidie, Aceh Timur, Aceh Utara, dan Aceh Selatan. Petugas CRU memantau pergerakan gajah. Apabila gajah liar masuk ke perkebunan warga atau ke permukiman, mereka menggiring gajah-gajah liar itu untuk kembali ke hutan.