Sebuah studi terbaru memprediksi bahwa pada tahun 2050, 4,8 miliar orang—sekitar setengah populasi dunia—akan menderita rabun jauh, atau miopi. Selain itu, satu dari 10 orang diperkirakan berada dalam resiko kebutaan.
Menurut studi yang diterbitkan dalam jurnal Opthalmologi, lonjakan kasus miopi terjadi karena saat ini, orang-orang menghabiskan lebih banyak waktu untuk menatap layar komputer atau smartphone mereka.
“Ini benar-benar krisis kesehatan global,” ujar salah satu peneliti studi, Kovin Naidoo.
Penelitian dipimpin oleh Brien Holden dari Brien Holden Vision Institute di Sydney. Data diperoleh dari 145 penelitian yang melibatkan 2,1 juta peserta. Penelitian ini memperkirakan bahwa, pada tahun 2015, sekitar 4,8 miliar orang akan menderita miopi, meningkat dari tahun 2000, yakni sekitar 1,4 miliar.
Peningkatan ini, menurut peneliti, didorong oleh faktor lingkungan, terutama perubahan gaya hidup yang diakibatkan oleh menurunnya waktu yang dihabiskan untuk aktivitas luar ruangan dan meningkatnya aktivitas penggunaan peralatan elektronik yang menuntut pandangan jarak dekat, juga beberapa faktor lain, seperti faktor keturunan.
Naidoo menuturkan, di antara faktor-faktor lingkungan, sistem pendidikan dengan tekanan tinggi pada usia dini di beberapa negara seperti Singapura, Korea, Taiwan dan Cina dapat menyebabkan perubahan gaya hidup, karena penggunaan berlebihan perangkat elektronik seperti komputer atau smartphone.
“Ada cara sederhana untuk mencegah rabun jauh,” ungkap Naidoo, “Pergilah ke luar ruangan,” ujarnya.
“Menghabiskan waktu di luar ruangan selama dua jam dapat melindungi mata Anda,” tambahnya.
Tak kalah pentingnya, Naidoo mengatakan bahwa anak-anak harus mendapatkan pemeriksaan mata secara rutin.
Jadi, tunggu apa lagi? Segera letakkan smartphone Anda, keluarlah dari rumah dan biarkan mata Anda melayangkan pandang ke alam bebas.