Hubble Berhasil Mengukur Rotasi Si Jupiter Super

By , Rabu, 24 Februari 2016 | 15:00 WIB

Para astronom menggunakan Teleskop Hubble untuk mengukur tingkat rotasi dari planet ekstra tata surya (eksoplanet) 2M1207b dengan mengamati variasi kecerahan atmosfernya. Ini merupakan pengukuran rotasi pertama terhadap eksoplanet menggunakan pencitraan langsung.

Sedikit demi sedikit, kita akhirnya mengetahui setidaknya ada 2.085 eksoplanet yang sudah ditemukan hingga kini. Eksoplanet-eksoplanet itu memiliki jarak dan ukuran yang amat bervariasi.

Eksoplanet 2M1207b berukuran empat kali lebih besar dibandingkan Jupiter, dan dijuluki “Jupiter Super”. Jupiter Super mengisi celah antara planet-planet bermassa seperti Jupiter dan bintang katai cokelat.

Mereka bisa sampai 80 kali lebih berat dari Jupiter namun tetap nyaris berukuran sama dengan planet tersebut karena gravitasi memampatkan material planet menjadi lebih padat.

Eksoplanet 2M1207b terletak 170 tahun cahaya dari Bumi dan mengorbit pada bintang katai cokelat pada jarak 5 miliar mil. Sebagai perbandingan, Jupiter berjarak hampir 500 juta mil dari Matahari.

Peneliti menggunakan resolusi ciamik Hubble untuk mengukur secara tepat perubahan kecerahan planet saat ia berputar dan mematok waktu rata-rata rotasi eksoplanet tersebut. Hasilnya? Eksoplanet 2M1207b menghabiskan waktu rata-rata 10 jam untuk berotasi, hampir identik dengan Jupiter.

Selain mengukur rotasi , data Hubble juga menunjukkan keberadaan bercak-bercak lapisan awan tak berwarna.

Planet tampak terang dalam cahaya inframerah karena ia masih muda (berusia sekitar 10 juta tahun) dan masih mengalami kontraksi dan melepaskan energi potensial gravitasinya dan memanaskannya dari dalam.

Semua panas ekstra itu membuat atmosfer 2M1207b cukup panas untuk membentuk awan hujan yang terbuat dari bebatuan yang menguap.

Semua planet di tata surya kita memiliki hanya sebagian kecil dari Matahari. Bahkan, si raksasa Jupiter juga seribu kali lebih ringan.

Akan tetapi, planet Jupiter Super ini memiliki massa yang bisa dibandingkan dengan bintang induknya, hanya 5-7 kali lebih tingan.

Jupiter Super ini akan menjadi target yang sangat ideal bagi teleskop luar angkasa James Webb. Observatorium luar angkasa yang dioptimalkan untuk inframerah ini dijadwalkan untuk dilucurkan pada 2018. Dengan cermin yang jauh lebih besar (6,5 meter), teleskop ini akan membantu para astronom untuk menentukan komposisi atmosfer eksoplanet dan membuat peta yang lebih rinci dari perubahan kecerahan.