Ilmuwan di Swedia bernama Fredrik Lanner berhasil mengedit DNA pada embrio manusia sehat untuk pertama kalinya. Lanner yang merupakan ahli biologi perkembangan di Karolinska Institutet di Stockholm memodifikasi genetika embrio manusia sehat menggunakan peralatan rekayasa genetik yang disebut CRISPR-Cas9.
Ia mempelajari embrio yang dimodifikasi selama tujuh hari pertama pertumbuhan dan menghentikan perkembangannya pada masa 14 hari. Dalam dua minggu awal tersebut, ia melumpuhkan serangkaian gen yang telah diidentifikasi sebagai gen yang berperan penting dalam perkembangan embrio normal, dengan harapan dapat membantunya belajar lebih banyak tentang gen yang terlibat dengan infertilitas.
Secara teoritis, penelitian ini dapat membantu kita lebih memahami peran genetika dalam perkembangan embrio, sehingga bisa digunakan untuk mencegah penyakit tertentu. Meski demikian, beberapa ilmuwan khawatir, mengedit DNA bisa memiliki konsekuensi berbahya dan bisa beresiko memasukkan gen rusak ke dalam genom manusia, sehingga menyebabkan penyakit baru.
Ketua kelompok pengawas Pusat Genetika dan Masyarakat (Center for Genetics & Society), Marcy Darnovsky juga mengungkapkan kekhawatirannya. Menurutnya, modifikasi genetik embrio manusia bisa membawa kerugian yang sama besar dengan manfaatnya.
“Ketika memodifikasi genetik embrio manusia, itu berarti Anda mengubah genetika semua sel di tubuh janin, generasi masa depan manusia. Perubahan ini permanen dan tak bisa dikembalikan, kita tidak tahu akan seperti apa jadinya,” kata Darnovsky.
Saat ini, tampaknya tidak akan ada banyak bahaya seperti yang dikhawatirkan para ilmuwan. Pasalnya, membuat bayi yang direkayasa genetiknya merupakan hal ilegal di Swedia dan menggunakan embrio manusia untuk segala jenis penelitian juga merupakan hal ilegal di Amerika Serikat. Selain itu, Lanner pun setuju bahwa diperlukan lebih banyak penelitian sebelum eksperimen produksi bayi hasil rekayasa genetika dilakukan, untuk memastikan bahwa kekhawatiran Darnovsky tidak menjadi kenyataan.