Penjelasan Ilmiah Dugaan Hitler Derita Mikropenis

By , Minggu, 28 Februari 2016 | 08:00 WIB

Orang yang banyak membaca sejarah mungkin mengetahui pemimpin Nazi Adolf Hitler memiliki gangguan pada testisnya. Tetapi, menurut dua sejarawan, Hitler juga memiliki gangguan genital lainnya, termasuk mikropenis.

Kelainan pada organ genital Hilter tersebut diungkap oleh dua sejarawan, Jonathan Mayo dan Emma Carige dalam buku mereka yang berjudul Hitler's Last Day: Minute by Minute.

Setelah membaca catatan medis Hitler, mereka menemukan bukti bahwa Hitler diyakini mengidap dua kelainan alat kelamin yaitu hanya memiliki satu buah zakar dan kondisi langka yang disebut penile hipospadia yaitu kondisi di mana uretra terbuka di bagian bawah penis.

Baca juga: Terkuak, Kanibalisme Merajalela di Kamp Konsentrasi Nazi

Akibat kedua kelainan tersebut kemungkinan Hitler memiliki mikro penis atau ukuran penis yang terlalu kecil akibat gangguan hormon testosteron. Kedua kelainan itu juga membuat Hitler kesulitan untuk buang air kecil.

Menurut Dr.Andrew Kramer, ahli urologi, hipospadia dan mikro penis memang sering terjadi bersamaan.

Normalnya, ketika janin laki-laki terbentuk di rahim, sel yang membentuk uretra (saluran yang membuang urine dan cairan mani keluar dari tubuh pria) berpindah dari perut ke depan yang akhirnya menjadi penis.

"Testosteron mendorong perpindahan tersebut. Jika saat perkembangan janin kekurangan testosteron, bagian lubang uretra mungkin tidak bisa berpindah ke ujung penis. Akibatnya mungkin malah terbentuk di batang atau bawah penis," kata Kramer.

Pria yang memiliki gangguan seperti itu biasanya harus buang air kecil dalam posisi duduk. Mereka juga kesulitan melakukan senggama.

Testosteron juga berperan dalam perkembangan penis secara umum dan membantu testis jatuh ke kantung skrotum. Bila kekurangan hormon ini saat perkembangan, maka janin akan membentuk penis yang kecil dan ada satu atau kedua testis yang tidak turun.

"Ini adalah kondisi yang kompleks dan terjadi bersamaan akibat kekurangan testosteron pada titik kritis dalam perkembangan janin," kata Kramer.

Kedokteran modern sudah bisa membantu bayi yang lahir dengan kondisi tersebut. Tapi tentu saja dokter di zaman Hitler (1889 - 1945) belum bisa melakukannya.

Baca juga: Kasus Bunuh Diri Meniru Cara Robin Williams Meningkat

Sayangnya memang tidak mungkin memastikan apakah Hitler memang menderita hipospadia atau mikro penis. Walau begitu, menurut Kramer tak mengejutkan jika Hilter memiliki kadar testosteron yang rendah. Itu terlihat dari wajah Hilter yang bersih dari rambut, kecuali kumis kecilnya.

Hitler juga memiliki perawakan yang kecil dan tidak diketahui apakah pernah menjalin hubungan romantis. Bukan hanya itu, menurut catatan medis Hilter diketahui mendapatkan suntikan hormon untuk mendongkrak libidonya.