Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo, Yudi Pratondo menargetkan pembangunan Bendung Gerak Sembayat di Kabupaten Gresik, Jawa Timur, selesai Agustus tahun ini.
"Bendung ini akan menjadi sumber air baku bagi masyarakat di Kabupaten Gresik, Kabupaten Lamongan dan sekitarnya," papar Yudi di hadapan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono yang melakukan kunjungan kerja ke lokasi pembangunan Bendung Gerak Sembayat, Jumat (19/2/2016).
(Baca pula Tren Bendungan Hidroelektrik Ancam Sepertiga Ikan Air Tawar Dunia)
Lebih lanjut, Yudi menjelaskan progres fisik Bendung Gerak Sembayat yang pembangunannya dimulai sejak 2011 lalu, telah mencapai 95,7 persen.
Bendung tersebut merupakan bagian dari Wilayah Sungai Bengawan Solo yaitu Bendung Gerak Babat yang selesai 2004, Bendung Gerak Bojonegoro yang rampung 2012, dan Bendung Gerak Karangnongko yang saat ini masih dalam proses Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal).
Pembangunan Bendung Gerak Sembayat dibiayai APBN senilai Rp 720 miliar dan membawa berbagai manfaat.
Di antaranya daya tampung Long Storage-nya bisa untuk keperluan penyediaan air baku sebesar 10 juta meter kubik. Air baku tersebut juga dapat dimanfaatkan untuk irigasi seluas 800 hektar, irigasi pompa 3.569 hektar, penyediaan air domestik dan industri 1.258 meter kubik per detik, dan mencegah instrusi air laut.
(Baca pula : Berjibaku Demi Waduk Pluit)
Bendung Gerak Sembayat memiliki 7 pintu air yang dikerjakan oleh PT Waskita Karya (persero) tbk, PT Wijaya Karya (persero) tbk, dan PT Brantas Abipraya (persero)