Islandia Akan Menghentikan Perburuan Pausnya... Untuk Sementara

By , Jumat, 21 Oktober 2016 | 20:00 WIB

Restoran Jepang mungkin saat ini sudah mengurangi penyajian daging paus tahun depan. Satu-satunya perusahaan penangkapan paus, Hvalur, baru mengumumkan rencananya untuk membatalkan perburuan pada musim panasnya pada paus yang terancam punah.

Pasar utama dari Perusahaan Islandia untuk penjualan daging paus adalah Jepang, namun karena adanya "hambatan tidak berujung" terkait dengan peraturan standardisasi Jepang, Direktur perusahaan ini,Kristjan Loftsson, memutuskan untuk menarik kembali segala hal yang berhubungan dengan penjualan daging ini, dilaporkan oleh Icelandic Monitor.

Loftsson mengatakan metode milik Jepang untuk menguji daging paus ini kuno dan membuat menjadi sangat sulit untuk perusahaannya menjual produk tersebut. Norwegia menghadapi masalah yang serupa pada tahun lalu, ketika Jepang menemukan bahwa daging paus milik negaranya melanggar standard kesehatan .

baca juga : Islandia dan Pemburuan Paus

Kabar ini disambut baik oleh para aktivis satwa liar. "Tentu saja ini adalah sebuah ide yang bagus," kata Clare Perry, pemimpin kelompok dari Ocean Campaign untuk London. "Mereka sudah membunuh dan meningkatkan jumlah dari sirip paus dan mengeskpor ribuan ton daging paus ke Jepang."

Namun Perry memperingatkan bahwa keputusan Loftssen kemungkinan tidak bertahan lama. Hal ini bukanlah kali pertamanya ia membatalkan pemburuannya hanya untuk memulai sesuatu yang lebih besar lagi. Hvalur membatalkan perburuan pausnya setelah tsunami menghantam Jepang pada 2011, Perry megatakan bahwa perburuan kembali terjadi pada 2013 meskipun jumlah dari tekanan internasional untuk menghetikan bisnis miliknyua. "Jadi kemungkinan iini hanya sebuah cara Kristjan Loftsson untuk memberikan sedikit tekanan untuk Jepang." Katanya.

Islandia menegaskan bahwa sedikitnya sekitar 20.000 ekor paus berada di sekitar perairan Atlantik selatan.Para pemburu juga berpendapat bahwa mereka meneruskan tradisi mereka dan paus-paus ini makan terlalu banyak ikan , dan menghancurkan perairan mereka.

Kampanye anti perburuan paus seperti Perry berpendapat bahwa praktek ini tidak manusiawi dan menghambat upaya konservasi. Pemburuan paus sirip sangat kontroversial karena hewan ini merupakan mamalia terbesar kedua di dunia, setelah paus biru. Hewan ini juga terdaftar sebagai "Hewan yang terancam punah" oleh International Union for The Conservation of Nature, sebuah organisasi yang mengatur status konservasi pada suatu hewan.

baca juga : Tumpahan Minyak Exxon Valdez Menghancurkan Populasi Paus Pembunuh

Islandia menegaskan bahwa sedikitnya sekitar 20.000 ekor paus berada di sekitar perairan Atlantik selatan.Para pemburu juga berpendapat bahwa mereka meneruskan tradisi mereka dan paus-paus ini makan terlalu banyak ikan , dan menghancurkan perairan mereka.

Perusahaan pemburuan paus milik Negara ini kerap diperdebatkan. Diantaranya Jepang yang menganggap bnahwa perburuan mereka berdasarkan sebuah ilmu pengetahuan, dan Norwegia, Islandia meneruskan perburuan paus tahunannya meskipun paus menjadi salah satu hewan perlindungan dari International Whaling Commission, sebuah badan yang melarang perburuan paus ukuran sedang dan besar untuk keuntungan pada tahun 1986.

Setiap tahunnya, pemerintahan Islandia mengatur kuota pembunuhan untuk paus sirip dan paus minke, selain perburan spesies lainnya. Tahun lalu, para pemburu paus memburu sebanyak 155 paus sirip dan 29 paus minke, yang sudah dianggap hampir punah.

Pada umumnya, daging paus minke ditawarkan pada turis dan dapat dipesan di dalam Restoran Islandia. Sedikitnya permintaan daging paus sirip di Islandia, perusahaan Hvalur menjual seluruh daging tersebut ke Jepang.