Program Indonesia Terang akan Manfaatkan Energi Terbarukan

By , Selasa, 1 Maret 2016 | 11:00 WIB

Program Indonesia Terang yang diluncurkan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tahun 2016 ditargetkan dapat melistriki 10.300 desa tertinggal di Indonesia pada akhir tahun 2019. Strategi pertama dalam implementasi program ini adalah memaksimalkan pemanfaatan energi setempat yang erat kaitannya dengan energi terbarukan.

Dengan memanfaatkan energi setempat, pembangunan pembangkit dan transmisi listrik dapat dibangun secara lokal (off-grid), berbasis desa atau pulau, dan tak harus menunggu datangnya jaringan listrik dari pusat.

(Baca juga: Pemerintah Menargetkan 10.300 Desa Terlistriki pada 2019)

Dikutip dari laman resmi Kementerian ESDM, Indonesia diperkirakan memiliki kelimpahan potensi energi terbarukan hingga lebih dari 300.000 MW. Dari jumlah tersebut, pemanfaatannya kurang dari 3%.

Akses kepada teknologi energi terbarukan yang masih mahal disebut-sebut menjadi kendala utama pemanfaatan energi terbarukan.

Kementerian ESDM sendiri berharap Pusat Keunggulan Energi Bersih (Clean Energy Center of Excellence) yang sedang dikembangkan di Bali dapat menyiapkan teknologi energy terbarukan yang terjangkau, dimanfaatkan dan diakses masyarakat di berbagai pelosok daerah.

(Baca juga: Fase Pertama Pembangkit Listrik Tenaga Surya Raksasa Maroko Mulai Aktif)

Hingga saat ini, masih ada 12.659 desa tertinggal yang belum memperoleh akses listrik dari jaringan Perusahaan Listrik Negara, bahkan 2.519 desa diantaranya belum terlistriki sama sekali. Desa-desa ini sebagian besar tersebar di Provinsi Papua dan di kawasan Indonesia Timur lainnya.

Program Indonesia Terang sendiri akan dimulai di enam provinsi paling timur Indonesia, yaitu Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur, dan Nusa Tenggara Barat. Ketertinggalan dan kesulitan akses menjadi latar belakang keenam daerah ini menjadi lokasi yang penting digarap pertama kali.

(Baca juga: Maroko Membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terbesar di Dunia.)

Menurut Kementerian ESDM, secara total, program ini berpotensi mengembangkan 500 MW hingga 1000 MW (1 GW).