Spesies Baru <i>Rafflesia</i> Terkecil Berhasil Diidentifikasi

By , Kamis, 3 Maret 2016 | 20:00 WIB

Spesies baru tanaman dari genus Rafflesia di Pulau Luzon, Filipina berhasil diidentifikasi oleh tim ilmuwan dari Universitas Filipina.

Spesies baru itu diberi nama Rafflesia consueloae. Rafflesia merupakan tanaman genus endofit dan holoparasitik, yang dikenal karena menghasilkan bunga terbesar di dunia.

“Bunga Rafflesia unik karena mereka sepenuhnya menjadi parasit pada akar dan batang tanaman merambat yang ada di hutan. Tanaman ini tidak memiliki akar, batang atau daun sendiri, mereka sepenuhnya bergantung pada tumbuhan inangnya untuk air dan nutrisi” ujar Edwino Fernando, professor yang memimpin penelitian.

(Baca juga: Turis Australia Kagumi Bunga Rafflesia di Bengkulu)

Ketika mekar, semua bunga Rafflesia mengeluarkan bau menjijikkan, mirip dengan daging yang membusuk.

Spesies Rafflesia yang paling terkenal ialah R. arnoldii, yang memiliki bunga terbesar di dunia. Ukuran bunganya rata-rata memiliki diameter sepanjang 1 meter.

Distribusi Rafflesia di Pulau Luzon, Filipina. (Yasmin S. Ong / Galindon J.M.M. et al.)

Sementara itu, spesies yang baru ditemukan ini memiliki bunga dengan diameter hanya 9,73 cm (berkisar antara 6,6-12,7 cm) ketika mekar sepenuhnya, membuatnya menjadi bunga Rafflesia terkecil di dunia.

(Baca juga: Inilah Salah Kaprah Kita Soal Rafflesia)

R. consueloae berbeda dengan semua spesies Rafflesia lain. Bunganya berukuran kecil, lobus perigone-nya tegak, dan terdapat krim putih mencolok di permukaan kelopaknya,” jelas Fernando.

R. consueloae merupakan spesies endemik di Pulau Luzon. Saat ini diketahui hanya ada di dua situs gunung dengan sisa-sisa hutan hujan tropis dararan rendah, Gunung Balukbok dan Gunung Pantaburon.

“Berdasarkan kategori dan kriteria IUCN, kami menganggap spesies ini terancam punah. Luas lokasi populasi R. consueloae ini kurang dari 100 km persegi,” tambahnya.

"Perlindungan lebih lanjut dari populasi spesies ini penting karena beberapa orang lokal masih memburu satwa liar di kawasan tersebut dan kebakaran hutan cenderung terjadi di musim kemara. Kedua faktor ini mungkin mengancam kelangsungan hidup Rafflesia consueloae."

Rafflesia consueloae dideskripsikan lebih rinci dalam makalah di jurnal PhytoKeys.

(Baca juga: Padma Mekar di Rumah Raja Rimba)