Terapi Aspirin dapat Menurunkan Risiko Kanker

By , Kamis, 10 Maret 2016 | 17:00 WIB

Terapi Aspirin telah lama direkomendasikan untuk beberapa penderita penyakit jantung, tetapi sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa terapi aspirin juga dapat membantu mengurangi risiko kanker tertentu. (Baca Uji coba Aspirin Untuk Melawan Kanker)

Para peneliti dari Massachusetts General Hospital menulis dalam jurnal JAMA Oncology, mereka memaparkan bahwa terapi aspirin secara signifikan mengurangi risiko kanker, penurunan yang terutama mencerminkan risiko yang lebih rendah dari kanker kolorektal dan tumor lain dari saluran pencernaan.

Menurut peneliti temuan mereka dapat diterapkan pada jenis skrining kanker seperti kolonoskopi. "Kami sekarang dapat merekomendasikan bahwa banyak individu dapat mempertimbangkan penggunaan terapi  aspirin untuk mengurangi risiko kanker kolorektal, tetapi kami belum sampai pada titik, di mana kami dapat membuat rekomendasi umum untuk keseluruhan pencegahan kanker," kata Andrew Chan, penulis senior dari laporan tersebut.

Para peneliti mengatakan penelitian lain telah menunjukkan hubungan antara penggunaan aspirin dan menurunkan risiko kanker kolorektal, tetapi efek aspirin pada jenis kanker lainnya tidak sepenuhnya dipahami.

Untuk penelitian ini, para peneliti menggunakan data yang dikumpulkan selama 32 tahun dari hampir 136.000 peserta. Mereka menemukan bahwa peserta yang menggunakan rutin aspirin (dengan dosis rendah atau normal setidaknya tiga kali seminggu) kesempatan mereka dalam mengembangkan jenis kanker lebih rendah 3 persen, dibandingkan dengan peserta yang tidak mengonsumsi aspirin secara teratur.

(Baca pula : Aspirin Mampu Berperan Sebagai Antikanker Jangka Panjang)

Mereka yang mengambil dosis reguler aspirin memiliki kesempatan 19 persen lebih rendah terkena kanker kolorektal, serta pengurangan 15 persen kemungkinan menderita kanker gastrointestinal.

Para peneliti mengatakan bahwa AS memiliki 30.000 lebih sedikit kasus tumor gastrointestinal dan 7.500 kasus lebih kanker kolorektal.

"Pada titik ini, itu akan menjadi sangat wajar bagi individu untuk mendiskusikan dengan dokter mereka, perlu tidaknya mengonsumsi aspirin, untuk mencegah kanker saluran pencernaan, terutama jika mereka memiliki faktor risiko seperti riwayat keluarga," kata Chan.

"Tapi ini harus dilakukan dengan peringatan, pasien harus mendapat informasi tentang potensi efek samping dari pengobatan aspirin secara teratur dan terus melakukan tes skrining rutin mereka. Selain itu, aspirin tidak harus dilihat sebagai pengganti kolonoskopi atau tes kanker skrining lainnya," pungkas Chan.