Dalam rangka wisata Gerhana Matahari Total pada 9 Maret, sejumlah wisatawan penikmat gerhana ramai-ramai menyambangi Sulawesi Tengah. Sampai-sampai wisatawan mancanegara membangun kampung turis tersendiri.
(Baca : Amati Gerhana Matahari, Mengapa Tak Bisa Memakai Kacamata Hitam Biasa ?)
Kampung turis itu dibangun di perbukitan di Ngatabaru, Kecamatan Sigi Biromaru, Sigi, Sulteng, sekitar 15 menit dari Palu, ibukota Sulteng. Kampung yg dikonstruksi dari bambu dan rumbia ini eksklusif untuk wisatawan mancanegara yang pembuatannya dilakukan sebuah penyelenggara acara internasional.
Seiring dengan membanjirnya turis ke tempat ini pada 6 Maret atau H-3, privasi tempat dijaga ketat. Masyarakat umum tidak bisa leluasa menyambangi tempat ini. Wartawan sekalipun menghadapi situasi sama.
(Baca pula : Saat Gerhana Matahari Total, Medan Magnet Bumi Terganggu)
Namun, siasat bisa muncul dalam keadaan kepepet. Memanjat bukit dengan kemiringan hampir 30 derajat, kami menerobos untuk melihat dari dekat kampung turis itu serta memotret.
Bukit yang kami daki sebelumnya dibasahi hujan sehingga cukup licin, beberapa kali fotografer Kompas Yuniadhi Agung nyaris terpeleset, seperti dikisahkan wartawan Harian Kompas Videl Jemali.