Bunga Bangkai (Amorphophallus titanium) koleksi Kebun Raya Cibodas di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, yang mekar sempurna pada Senin (7/3), tercatat sebagai bunga bangkai tertinggi di Indonesia, dengan ketinggian 3,735 meter. Sebelumnya, bunga bangkai tertinggi tercatat setinggi 3,2 meter yang mekar pada 2011.
Peneliti Kebun Raya Cibodas-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Destri mengatakan, periode berbunga bunga bangkai itu jauh lebih cepat dari prediksi awal, yaitu Desember 2016. Hal itu disebabkan perubahan cuaca yang ekstrem. “Hujan dapat mempercepat tumbuhnya bunga,” ujar Destri, Selasa (8/3) di Cibodas.
Bunga bangkai yang sedang mekar itu memiliki kelopak bunga dengan diameter 160-170 sentimeter. Bunga itu juga memiliki tongkol bunga atau spandiks kuning pucat dan pelindung tongkol yang membuka keluar berwarna merah.
Bunga bangkai tersebut merupakan tanaman induk hasil eksplorasi flora di Bukit Sungai Talang, Kabupaten Solok, Sumatera Barat, pada tahun 2000. Lokasi tanaman itu berada di ketinggian sekitar 840 meter di atas permukaan laut (dpl). Adapun di Kebun Raya Cibodas, bunga itu tumbuh di ketinggian sekitar 1.300 meter dpl.
Bunga bangkai itu mekar untuk keempat kali dalam 16 tahun. Mekar pertama kali pada 2003 setinggi 2,7 meter. Kemudian pada 2007 setinggi 3,17 meter dan pada 2011 setinggi 3,2 meter.
Tanaman bunga bangkai membutuhkan waktu hingga empat tahun untuk berbunga, yang bertahan sekitar seminggu. Setelah itu, bunga akan layu.
Destri mengatakan, bunga bangkai memiliki tiga fase hidup. Pertama fase vegetatif (berdaun). Kedua fase generatif (berbunga) dan ketiga fase dorman (istirahat). Fase istirahat berlangsung selama 9-14 bulan dan fase berdaun kurang lebih dua tahun. “Fase berbunga setiap empat tahun sekali dengan durasi hanya seminggu,” ujarnya.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Badan Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Cibodas-LIPI Agus Suhatman mengatakan, pihaknya akan segera mengajukan torehan rekor itu kepada Museum Rekor Indonesia (MURI). “Bahkan bisa jadi bunga bangkai tersebut (ketinggiannya) memecahkan rekor dunia. Kami sedang mengumpulkan informasi tentang hal itu,” ujarnya.
Mengantisipasi perusakan bunga bangkai seperti pada awal Februari lalu, pihak pengelola akan memperketat pengamanan. Lokasi bunga bangkai diberi pagar hijau setinggi lebih kurang 80 sentimeter. Jaring pengaman setinggi 3 meter pun terpasang di salah satu sisi lokasi bunga bangkai itu.
“Kami akan mengupayakan pengadaan kamera pengawas yang juga berfungsi untuk memantau pertumbuhan bunga bangkai,” kata Agus.
Lokasi bunga bangkai itu menjadi magnet pengunjung Kebun Raya Cibodas. Pengunjung yang datang didominasi pelajar dalam kelompok besar. Mereka mengamati bunga bangkai itu sambil sesekali mengabadikan melalui kamera atau gawai mereka.
Berdasarkan data Botanical Garden Berkeley, bunga bangkai pertama kali ditemukan ahli botani asal Italia bernama Odoardo Beccari di Pulau Sumatera pada 1878, Tumbuhan itu umumnya hidup di hutan sekunder dengan keadaan hutan tak terlalu rapat.