Kelaparan Versus Obesitas, Masalah Ganda Masyarakat Amerika Latin

By , Selasa, 15 Maret 2016 | 15:00 WIB

Pemerintah Amerika Latin berjanji akan mengakhiri kelaparan dalam satu dekade, seraya menanggulangi peningkatan obesitas di kawasan itu, keduanya biasa dianggap sebagai bentuk malnutrisi. (Baca : Bahayakan Ibu Hamil, Obesitas Mesti Jadi Prioritas Nasional)

Pada pertemuan regional Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO), perwakilan pemerintah dari seluruh Amerika Latin dan Karibia menyusun rencana untuk mempercepat mengatasi kelaparan, yang telah dibelah menjadi dua di wilayah dalam 25 tahun terakhir.

Pada saat yang sama, jauh lebih banyak perhatian harus dibayar untuk memerangi obesitas, khususnya di kalangan perempuan, di daerah di mana hampir seperempat dari semua orang dewasa mengalami obesitas.

"Tujuan negara sudah sangat jelas, yakni daerah diprioritaskan untuk memberantas kelaparan pada tahun 2025," ujar Jose Graziano da Silva, Kepala FAO, mengatakan pada pertemuan di Kota Mexico.

Upaya untuk memerangi kelaparan akan fokus pada "koridor kekeringan" Amerika Tengah , dimulai dari Guatemala, El Salvador dan Honduras, di mana jutaan orang telah terdampak oleh kekeringan berkepanjangan dan diperburuk pula oleh perubahan iklim.

(Baca juga : 2016 Kelaparan dan Malnutrisi Masih akan Terjadi di Afrika)

"Hari ini, perubahan iklim telah menyebabkan mereka mengalami kekeringan yang tidak menentu, berkepanjangan dan tak terduga," kata Graziano da Silva.

Ia mengatakan Amerika Latin dan Karibia dapat menjadi wilayah pertama yang mencapai dua dari tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) PBB, yakni memberantas kelaparan dan kemiskinan lima tahun sebelum tanggal target yang diusulkan dari 2030.

Tujuan pengurangan kelaparan

Sejak tahun 1991, jumlah orang kelaparan di Amerika Latin dan Karibia telah turun dari 66 juta menjadi 34 juta. Daerah ini pula merupakan satu-satunya yang memenuhi tujuan Millennium Development Goals (MDGs), yaitu pengurangan kelaparan pada tahun 2015.

Bantuan dalam bentuk tunai bersyarat menargetkan keluarga miskin telah diberikan. Hal ini tentu saja membuat beberapa masyarakat memiliki lebih banyak uang untuk dibelanjakan untuk makanan, namun mengubah menu makanan ternyata telah berkontribusi meningkatkan obesitas. Ini terbukti dengan keberadaan hampir sepertiga perempuan dan 4 juta anak-anak sekarang menderita obesitas di wilayah tersebut.

(Baca pula : Meraih Hidup Sehat dengan Sanitasi Bersistem Kredit)

Program yang bertujuan untuk membuat lebih mudah bagi keluarga petani mengakses kredit, asuransi, benih dan pupuk akan mendorong mereka bercocok tanam pangan tradisiona yang bergizi diharapkan menjadi salah satu cara mengatasi masalah tersebut. Produksi makanan yang baik akan mempromosikan menu makanan yang lebih baik dan mengurangi kekurangan gizi.