Yoga, Alternatif untuk Para Penderita Masalah Jantung

By , Selasa, 15 Maret 2016 | 13:00 WIB

Melakukan Yoga dapat meningkatkan kualitas hidup pada pasien dengan paroxysmal atrial fibrillation (masalah kecepatan atau irama jantung), menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Europhean Journal of Cardiovascular Nursing,hal serupa juga terjadi pada penurunan denyut jantung sebesar 0,1 dan tekanan darah tinggi pada pasien AF yang melakukan yoga.

"Sebagian besar dari pasien paroxysmal atrial fibrillation (AF) yang tidak dapat menikmati hidup mereka sebagaimana yang mereka inginkan, karena mereka takut jika AF mereka terjadi,"kata Maria Wahlstrom, seorang perawat dan bergelar PhD dari Sophiahemmet University dan Karolinska Institute di Stockholm, Swedia.

"Gejala AF disertai dengan sakit dada, sesak napas dan pusing," lanjut Ms Wahlstrom. "Gejala-gejala tersebut sangat mengganggu pasien dan membuat para pasien merasa cemas,khawatir dan stress ketika AF ini terjadi padanya. Sebagian besar pasien dengan AF menggunakan beberapa terapi untuk mengurangi penyakit tersebut, sehingga perlu kiranya ditemukan sebuah cara yang dapat benar-benar membantu mereka."

baca juga : 5 Kebiasaan Buruk yang Membahayakan Kesehatan Jantung

AF adalah sebuah gangguan yang terjadi pada irama jantung, ditemukan sekitar 1,5-2% persen dari populasi manusia di dunia. Tidak ada obat yang dapat menyembuhkan AF dan para pihak medis saat ini sedang fokus pada cara bagaimana menghilangkan gejala dan mencegah kompilkasi berlanjut dari penyakit ini seperti Stroke dengan menggunakan kardioversi, pengangkatan serta obat.

Penelitian terbaru dengan melibatkan 80 pasien dengan AF yang secara acak melakukan yoga dan beberapa kelompok yang tidak melakukan yoga. Kedua kelompok tersebut menerima pengobata standar dengan obat-obatan, kardioversi dan pengangkatn sesuai kebutuhan mereka masing-masing,

Kualitas hidup, denyut jantung dan tekanan darah dihitung dari seluruh pasien pada awal dan akhir penelitian. Kualitas hidup (kesehatan fisik dan mental) yang dinillai menggunakan dua buah kuisioner seperti the Short-Form Health Survey (SF-36) dan EuroQol-5D (EQ-5D) Visual Analogue Scale (VAS).

Setelah 12 minggu, kelompok yang melakukan yoga mempunyai tingkat SF-36 yang lebih tinggi dalam jumlaj kesehatan mental, denyut jantung yang lebih lambat , dan menurunkan jumlah sitolik dan diastolic pada tekanan darah mereka daripada kelompok yang tidak melakukan yoga.

baca juga : Muda dan Tempramen? Stroke Akibatnya

Dalam kelompok yang melakukan yoga , kedua EQ-5D VAS dan SF-36 ditemukan sebuah peningkatan nilai pada kesehatan mental selama penelitian ini, sementara tidak ada perubahan sama sekali dari kelompok yang tidak melakukan yoga baik dalam penilaian awal dan akhir penelitian.

"Yoga dapat meningkatkan kualitas hidup untuk para pasien dengan paroxysmal AF karena membantu mereka memberikan sebuah metode untuk mendapatkan beberpa kontrol diri atas gejjala yang mereka alami," kata Ms. Wahlstrom.

"Para pasien dari kelompok yoga mengatakan bahwa rasanya menyenangkan dapat melepaskan pikiran mereka yang hanya ada di dalam diri mereka untuk sementara."

Para peneliti saat ini sudah memulai penelitian yang lebih besar dengan melibatkan sebanyak 140 pasien dengan gejala paroxysmal AF yang akan secara acak melakukan yoga, relaksasi musi atau kelompok control. Hal ini akan menjelaskan apakah pergerakkan dan nafas panjang dalam yoga yang bermanfaaat atau hanya relaksasinya saja, karena para pasien mungkin merasa aman dan terlindungi karena mereka bertemu dengan orang lainnya yang memiliki penyakit yang sama.

Ms. Wahlstrom menyimpulkan bahwa, "Banyak pasien dengan paroxysmal AF sangat stress.Yoga kemungkinan bisa ditawarkan menjadi terapi pelengkap untuk membantu mereka merasa tenang. Hal tersebut juga kemungkinan dapat mengurangi jumlah kunjungan mereka ke rumah sakit untuk mengurangi kekhawatiran mereka hingga AF tersebut berhenti."

baca juga : Mumi Kuno Ini Diduga Sebagai Penderita Gagal Jantung Pertama